Sabtu, 4 Oktober 2025

Taliban hancurkan ladang opium dalam perang melawan narkoba

Para pemimpin Afghanistan menindaklanjuti perintah untuk menghentikan budidaya opium, namun banyak petani sekarang kehilangan banyak…

Banyak petani telah mematuhi larangan tersebut, dan Taliban telah menghancurkan tanaman mereka yang tidak mematuhinya.

Toor Khan, komandan unit patroli Taliban yang bersama kami di Nangarhar, mengatakan bahwa dia dan anak buahnya sudah hampir lima bulan menghancurkan ladang-ladang opium, dan telah menghancurkan puluhan ribu hektare tanaman.

"Kamu menghancurkan ladangku, Tuhan menghancurkan rumahmu," teriak seorang perempuan yang marah pada unit Taliban itu saat mereka memusnahkan ladang opiumnya.

"Aku sudah memberitahumu pagi ini untuk menghancurkannya sendiri. Kamu tidak melakukannya, jadi sekarang aku harus melakukannya," balas Toor Khan. Wanita itu lalu masuk ke dalam rumahnya.

Putranya ditahan oleh Taliban, lalu dibebaskan dengan peringatan beberapa jam kemudian.

Taliban datang beramai-ramai dan membawa senjata karena pernah ada kejadian penduduk setempat yang marah di wilayah ini. Setidaknya satu warga sipil tewas ditembak selama kampanye pembersihan dan ada beberapa laporan tentang bentrokan lainnya.

Ekspresi nelangsa tampak di wajah petani Ali Mohammad Mia saat dia menyaksikan Taliban menghancurkan ladangnya. Bunga-bunga poppy berwarna merah muda, kuncup-kuncup hijau, dan batang-batang yang patah berserakan di tanah setelah mereka selesai.

Kami bertanya, mengapa dia masih menanam opium meskipun dilarang?

"Kalau tidak ada makanan di rumah, dan anak-anak saya kelaparan, saya mau apa lagi?" katanya. "Kami tidak punya tanah yang luas. Kalau kami tanami gandum, hasilnya akan sangat sedikit dibandingkan yang bisa kami dapatkan dari opium."

Yang luar biasa ialah kecepatan Taliban melakukan tugas mereka hanya dengan menggunakan tongkat. Enam ladang, masing-masing berukuran antara 200-300 meter persegi, dibersihkan hanya dalam waktu setengah jam.

Kami bertanya kepada Toor Khan, bagaimana perasaan mereka tentang menghancurkan sumber mata pencaharian bagi rakyat mereka sendiri yang kelaparan?

"Ini perintah pemimpin kami. Kesetiaan kami kepadanya sedemikian rupa sehingga kalau dia menyuruh teman saya untuk menggantung saya, saya akan menerimanya dan menyerahkan diri kepada teman saya itu," ujarnya.

Provinsi Helmand di barat daya pernah menjadi jantung opium Afghanistan, menghasilkan lebih dari setengah opium di negara itu. Kami berangkat ke sana tanpa ditemani unit anti-narkotika Taliban, untuk melihat langsung bagaimana situasinya sekarang.

Tahun lalu ketika kami berkunjung ke provinsi itu, berpetak-petak tanah ditutupi dengan ladang opium. Kali ini kami tidak bisa melihat satu ladang pun yang ditanami poppy.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved