Jumat, 3 Oktober 2025
Deutsche Welle

Pencarian Disetop, India Ungkap Sebab Kecelakaan Kereta di Odhisa

Sedikitnya 275 orang tewas dan ratusan lainnya luka ringan akibat tabrakan tiga kereta di Odhisa, India timur. Setelah pencarian intensif,…

Jika ditotal, Coromandel Express dan Yesvantpur-Howrah Express setidaknya mengangkut lebih dari 2.000 orang.

Operasi pencarian dihentikan

Vaishnaw menyebut fokus saat ini adalah memperbaiki jaringan rel, yang ditargetkan bakal beroperasi normal pada Rabu (07/06) pagi waktu India.

Kecelakaan tragis ini memicu operasi pencarian dan penyelamatan besar-besaran yang melibatkan ratusan penyelamat dari pemadam kebakaran hingga kepolisian yang datang membawa anjing pelacak.

Pada Sabtu (03/06) sore, Vaishnaw mengumumkan bahwa operasi pencarian telah selesai dan "upaya pemulihan telah dimulai" untuk membersihkan sisa-sisa kecelakan di lokasi kejadian. Pada hari itu juga, Pemerintah Odisha menyatakan hari berkabung, sebagai tanda penghormatan kepada para korban.

Kementerian Perkeretaapian India juga mengumumkan bakal ada kompensasi untuk para korban dan keluarganya, pengumuman ini dimuat pada akun Twitter resmi milik Menteri Ashwini Vaishnaw.

Dalam cuitan itu, dia menyebut pemerintah bakal menyantuni sebesar 10 Lakh Rupee (sekitar Rp179 juta) kepada keluarga korban yang meninggal dunia, 2 Lakh Rupee (sekitar Rp36 juta) kepada korban yang mengalami luka parah, dan 50.000 rupee (sekitar Rp9 juta) untuk korban luka ringan.

Penumpang ceritakan kronologis yang mencekam

Penduduk Balasore dan desa di sekitar tempat kejadian perkara berhamburan menuju lokasi untuk menyelamatkan para penumpang setelah mendengar kabar sejumlah gerbong kereta bertabrakan, kata sebuah laporan.

"Penduduk setempat benar-benar berusaha keras membantu kami. Mereka tidak hanya menarik penumpang keluar gerbong, tetapi juga membantu mengambil barang bawaan kami dan mengambilkan kami air minum," kata Rupam Banerjee, seorang korban selamat dalam kejadian itu, kepada PTI.

Korban selamat lain, Vandana Kaleda, menggambarkan para penumpang kereta "berjatuhan" di dalam gerbong saat kereta bergoncang keras dan keluar dari jalur.

"Saat saya keluar dari kamar kecil, tiba-tiba kereta miring. Saya kehilangan keseimbangan ... Segalanya menjadi kacau. Orang-orang mulai berjatuhan. Saya kaget dan tidak tahu apa yang terjadi. Saya bingung saat itu," kata dia.

Penumpang lain yang selamat mengaku dia sempat melihat orang lain dengan anggota tubuh yang patah dan wajah rusak.

Kecelakaan harusnya bisa dihindari

Pemerintahan Modi terus menghadapi kritik dari pihak oposisi akibat kejadian ini. Berbagai unggahan berita resmi di media sosial terkait kecelakaan ini menyerukan agar Menteri Perkeretaapian Vaishnaw mengundurkan diri dari jabatannya.

Menteri Kepala Benggala Barat sekaligus mantan Menteri Perkeretaapian Mamata Banerjee mengatakan semestinya kecelakaan ini dapat dihindari jika perangkat antitabrakan yang dikenalkan di masa pemerintahannya diterapkan.

Pada Minggu (04/06) Vaishnaw menanggapi komentar tersebut.

Dia menyebut, sistem antitabrakan yang dimaksud Mamata "tidak ada hubungannya" dengan penyebab kecelakaan ini, seraya menambahkan bahwa pernyataan Mamata itu merupakan "pengetahuannya yang terbatas."

Halaman
123
Sumber: Deutsche Welle
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved