Posyandu Lansia, Jaga Kesehatan dan Buat Lansia Makin Lincah
Posyandu khusus lansia sangat penting untuk menjaga kesehatan warga senior. BPS memproyeksikan pada 2045, satu dari lima penduduk…
Posyandu Lansia Kalvari adalah salah satu posyandu yang dilaksanakan oleh warga lanjut usia dari Gereja Katolik Paroki Kalvari di Lubang Buaya, Jakarta Timur.
Sri Indi Astuti, salah anggota gereja dan posyandu tersebut mengungkapkan bahwa posyandu ini merupakan bagian dari pelayanan gereja yang diinisiasi Keuskupan Agung Jakarta untuk para lansia, seperti dirinya.
"Setelah pelatihan, lalu posyandu mulai dibuka dengan layanan yang minimalis, saat itu saya sekretarisnya, maka saya yang catat semuanya. Kami tidak ada dokter saat itu, karena memang tidak ada layanan untuk memberikan obat dan lainnya. Tapi biasanya yang datang ke sini itu keluhannya ya tensinya tinggi, pusing, dan kolesterol." kata Sri Indi Astuti kepada DW Indonesia.
Senada dengan Sri, Josephine Tri Murdani yang juga saat itu menjadi pengurus Posyandu Lansia Kalvari mengungkapkan pelayanan posyandu dimulai dengan cara sederhana sekitar 10 tahun lalu.
"Semuanya dimulai dari kecil saja. Kami tidak punya timbangan badan dan tensimeter, jadi pinjam dulu ke klinik gereja. Dapat bantuan juga dari umat lain yang bukan anggota," ucapnya kepada DW Indonesia.
Pelayanan yang dilakukan di posyandu lansia ini antara lain timbang berat badan, tensi darah, pengukuran tinggi badan, dan memberikan makanan bernutrisi. Tak lama mereka pun akan berkoordinasi dengan klinik gereja yang memiliki dokter dan perawat untuk memberikan pelayanan lebih intensif bagi lansia yang membutuhkan konsultasi kesehatan lebih lanjut.
Josephine menambahkan, layanan posyandu juga sempat ditambahkan dengan layanan psikologi demi menjaga kesehatan mental. Sekadar curhat, katanya. Meski demikian, layanan ini pun dihentikan setelah beberapa waktu lantaran tak banyak yang "punya masalah."
Sejak pandemi, makin sedikit lansia periksakan diri ke posyandu
Josephine mengungkapkan pada saat awal berdirinya, posyandu ini mendapat respon positif. Setidaknya 25-30 orang lansia di gereja ikut hadir di posyandu yang dilakukan satu kali sebulan ini. Sayangnya, lambat laun, jumlah lansia yang datang semakin berkurang. Katanya, minat pada posyandu lansia ini semakin sedikit, padahal menurutnya, cara ini bisa membantu menjaga kesehatan lansia.
Tak dimungkiri berbagai kendala juga dihadapi saat menjalankan posyandu.
Salah satunya jumlah lansia yang datang semakin sedikit lantaran berbagai kegiatan lain yang kerap kali bentrok. Tak cuma itu, kondisi pandemi COVID-19 yang mendera membuat posyandu lansia ini harus tutup sementara.
"Kebetulan anak saya dokter, dan dia masih ada waktu memberi pelayanan di gereja baik di klinik dan membantu kami di posyandu. Tapi sayangnya, tidak berapa lama kemudian ada pandemi. Gereja memutuskan untuk tidak ada aktivitas fisik, semuanya online. Jadi kami pun harus tutup," ucapnya.
"Karena pandemi berkepanjangan kami akhirnya memutuskan vakum dulu sampai saat ini, kepengurusan juga berganti. Mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa diaktifkan kembali."
Buat Josephine dan Sri, aktif di kepengurusan posyandu ini juga menjadi momen yang menyenangkan buat keduanya. Josephine mengatakan, dia merasa senang lantaran di usia lanjutnya masih bisa bermanfaat untuk orang lain di sekitarnya.
"Kan kalau ketemu dengan teman itu bikin hati senang, katanya kalau hati gembira kan bisa meningkatkan imun kita, apalagi yang sudah lansia begini. Kalau nanti aktif lagi, saya sih mau sekali untuk datang ke posyandu. Hitung-hitung jaga kesehatan dan juga ketemu teman-teman."
Sama dengan Josephine, Sri juga merasa senang karena di posyandu, dia bisa berkumpul dengan banyak orang dan bercanda ria, dibandingkan hanya berdiam diri di rumah tanpa kegiatan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.