Sabtu, 4 Oktober 2025

Kisah pria lumpuh dapat berjalan kembali berkat teknologi implan otak

Seorang pria yang lumpuh mampu berjalan kembali hanya dengan berpikir, berkat teknologi implan otak.

Seorang pria yang kakinya lumpuh bisa berjalan kembali hanya dengan berpikir berkat implan di otak, teknologi medis pertama yang dia akui telah mengubah hidupnya.

Gert-Jan Oskam, pria Belanda berusia 40 tahun, menjadi lumpuh akibat kecelakaan sepeda 12 tahun lalu.

Implan elektronik di otak mengirimkan pikirannya ke tungkai dan telapak kakinya melalui implan kedua di tulang punggungnya.

Sistem ini masih dalam tahap percobaan tetapi sebuah lembaga amal terkemuka di Inggris yang menangani penyakit tulang belakang menyebutnya "sangat menggembirakan".

"Saya merasa seperti balita, belajar berjalan lagi," kata Oskam kepada BBC. Dia juga sekarang bisa berdiri dan menaiki tangga.

"Ini perjalanan yang panjang, tapi sekarang saya bisa berdiri dan minum bir dengan kawan saya. Ini sungguh kesenangan yang tidak disadari oleh banyak orang."

Pengembangan teknologi ini, diterbitkan dalam jurnal ilmiah Nature, dipimpin oleh tim peneliti di Swiss. Prof Jocelyne Bloch dari Universitas Lausanne, ahli bedah saraf yang melakukan operasi rumit untuk memasukkan implan tersebut, menekankan bahwa sistem ini masih dalam tahap penelitian dasar dan perlu bertahun-tahun lagi untuk bisa tersedia bagi para pasien yang mengalami kelumpuhan.

Tetapi dia mengatakan kepada BBC News bahwa tujuan tim adalah mengeluarkannya dari laboratorium dan memasukkannya ke klinik secepat mungkin.

"Yang penting buat kami bukan hanya melakukan uji coba ilmiah, tapi pada akhirnya memberikan lebih banyak akses kepada lebih banyak orang yang menderita cedera tulang belakang, yang biasanya mendengar dari dokter bahwa mereka ... mungkin tidak akan pernah bergerak lagi."

Baca juga:

Harvey Sihota adalah kepala eksekutif badan amal UK Spinal Research, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut. Dia mengatakan bahwa meskipun jalan masih panjang sebelum teknologi ini tersedia secara umum, dia menyebut perkembangan ini "sangat menggembirakan".

"Meskipun masih banyak yang perlu ditingkatkan dengan teknologi ini, ini adalah satu lagi langkah menarik dalam peta jalan untuk teknologi saraf dan perannya dalam mengembalikan fungsi dan kemandirian pada komunitas cedera tulang belakang."

Operasi untuk memulihkan gerakan Gert-Jan dilakukan pada Juli 2021. Prof Bloch memotong dua lubang melingkar di setiap sisi tengkoraknya, berdiameter 5 cm, di atas bagian otak yang terlibat dalam pengendalian gerakan.

Dia kemudian memasukkan dua implan berbentuk cakram yang dapat mengirimkan sinyal otak secara nirkabel - kehendak Gert-Jan - ke dua sensor yang terpasang pada helm di kepalanya.

Halaman
12
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved