Jumat, 3 Oktober 2025

Pangeran Ethiopia Alemayehu: Mengapa Istana Buckingham menolak mengembalikan jasad sang pangeran

Penggalian jasad Pangeran Alemayehu akan mengganggu jasad-jasad yang lain, kata Istana Buckhingham.

Sang Raja memutuskan lebih baik bunuh diri dari pada menjadi tahanan Inggris, sebuah tindakan yang menjadikan Tewodros heroik di mata rakyatnya.

Setelah pertempuran, Inggris merampas ribuan artefak budaya dan keagamaan. Hal ini di antaranya mahkota emas, manuskrip, kalung, dan pakaian.

Kalangan sejarawan mengatakan puluhan gajah dan ratusan bagal - hewan sejenis keledai - dikerahkan untuk mengangkut harta karun tersebut.

Saat ini artefak-artefak yang dirampas berada di pelbagai museum dan perpustakaan di Eropa, termasuk menjadi koleksi pribadi.

Pihak Inggris juga membawa serta Pangeran Alemayehu dan ibunya, Ratu Tiruwork Wube.

Tindakan ini diambil Inggris kemungkin untuk menjaga mereka tetap aman dari penangkapan dan potensi pembunuhan oleh musuh-musuh Tewodros yang berada di sekitar Maqdala, menurut Andrew Heavens yang menulis buku The Prince and the Plunder recounts Alemayehu's life.

Setelah kedatangannya di Inggris pada Juni 1868, sang pangeran dan statusnya sebagai yatim piatu mengundang simpati Ratu Victoria. Keduanya bertemu di rumah peristirahatan ratu di Isle of Wight, tak jauh dari pantai selatan Inggris.

Ratu Victoria setuju untuk membantunya secara finansial dan menempatkannya di bawah asuhan Kapten Tristram Charles Sawyer Speedy, pria yang mendampingi pangeran selama perjalanan dari Ethiopia.

Mereka pertama-tama tinggal bersama di Isle of Whight, kemudian Kapten Speedy membawanya ke belahan dunia lain, termasuk India.

Tapi sang pangeran harus memperoleh pendidikan formal.

Ia kemudian dikirim ke sekolah umum Inggris, Rugby, tapi ia tidak senang berada di sana. Ia kemudian dipindahkan ke Royal Military College di Sandhurst di mana ia menjadi sasaran perundungan.

Sang pangeran "merindukan" untuk kembali ke kampung halaman, tapi menurut Heavens, hasrat itu dengan cepat dibatalkan.

"Saya merasa begitu memahaminya. Dia terusir dari Ethiopia, dari Afrika, dari tanah orang kulit hitam. Tapi harus tetap tinggal di Inggris karena tidak ada rumah untuk pulang," kata keturunan kerajaan Ethiopia, Abebech Kasa kepada BBC.

Akhirnya, Alemayehu menjalani pendidikan di sebuah rumah pribadi di Leeds. Tapi dia jatuh sakit, kemungkinan karena pneumonia, dan pada puncaknya ia menolak perawatan karena mengira dirinya telah diracuni.

Halaman
123
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved