Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Presiden Ukraina Samakan Kehancuran di Bakhmut dengan Hiroshima: Tak Ada yang Tersisa

Zelensky menyamakan kerusakan di Bakhmut, Ukraina, dengan kehancuran yang terjadi di Hiroshima.

Penulis: Nuryanti
Editor: Arif Fajar Nasucha
HEIKKI SAUKKOMAA/LEHTIKUVA/AFP, Layanan Pers Wagner
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (kiri) dan Yevgeny Prigozhin membawa bendera Rusia bersama pasukan Wagner (kanan). Zelensky menyamakan kerusakan di Bakhmut, Ukraina, dengan kehancuran yang terjadi di Hiroshima. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyamakan kerusakan di Bakhmut dengan kehancuran yang terjadi di Hiroshima, Jepang, setelah terkena bom atom.

Meski begitu, Volodymyr Zelensky menyangkal bahwa Rusia telah merebut kota garis depan tersebut.

Volodymyr Zelensky yang melakukan perjalanan ke Jepang untuk pertemuan KTT G7 mengatakan, foto-foto Hiroshima mengingatkannya pada Bakhmut dan kota-kota Ukraina lainnya.

"Sama saja, tidak ada yang tersisa, semua bangunan telah hancur," ungkap Volodymyr Zelensky dalam konferensi pers, Minggu (21/5/2023), dilansir CNN.

Selain itu, Zelensky mengatakan, Jepang bisa membangun kembali Hiroshima.

Baca juga: Mengapa Bakhmut Jadi Titik Pertempuran Penting dalam Perang Rusia vs Ukraina?

Nantinya, Ukraina juga ingin membangun kembali kota-kota yang hancur dalam invasi.

"Sekarang, Hiroshima dibangun kembali," ungkapnya, seperti diberitakan NDTV.

"Kami bermimpi untuk membangun kembali semua kota kami yang sekarang menjadi reruntuhan dan setiap desa di mana tidak ada satu rumah pun yang tersisa setelah serangan Rusia," papar Volodymyr Zelensky.

Bantah Bakhmut Jatuh ke Tangan Rusia

Diberitakan BBC, sempat ada beberapa kebingungan tentang status Bakhmut, setelah Zelensky mengatakan "hari ini Bakhmut hanya ada di hati kami".

Kantor Presiden Ukraina lalu mengklarifikasi bahwa Zelensky tidak mengatakan kota itu telah jatuh.

Meski begitu, pejuang Rusia setidaknya menguasai sebagian besar Bakhmut.

Tentara bayaran Wagner telah memusatkan upaya mereka di sana selama berbulan-bulan.

Sementara itu, pasukan Ukraina telah menolak seruan untuk penarikan taktis sampai saat ini.

Mereka mengatakan, jika mereka menarik diri, itu akan menjadi 'kemenangan Pyrrhic' bagi Rusia.

Zelensky juga menyebut pasukannya terus melakukan pekerjaan penting di daerah tersebut.

Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-453: Moskow Klaim Sudah Rebut Bakhmut, Kyiv Akui Masih Bertahan

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky saat menghadiri KTT Liga Arab Saudi pada Jumat (19/5/2023).
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky saat menghadiri KTT Liga Arab Saudi pada Jumat (19/5/2023). (Al Ekhbariya/Arab Saudi)

Klaim Pemimpin Wagner

Pemimpin Wagner, Yevgeny Prigozhin, sebelumnya mengklaim kemenangan di Bakhmut.

Namun sumber militer Ukraina mengatakan kepada BBC bahwa mereka masih menguasai beberapa bangunan di pinggiran kota.

Dalam sebuah video yang diunggah pada Sabtu (20/5/2023), Prigozhin mengklaim para pejuangnya yang telah memimpin serangan Rusia di Bakhmut, berada dalam kendali penuh atas kota tersebut.

Menanggapi klaim itu, Zelensky menegaskan tentara Ukraina tetap berada di Bakhmut.

"Kami terus, kami berjuang," kata Zelensky.

“Saya mengerti dengan jelas apa yang terjadi di Bakhmut."

"Aku tidak bisa membagi taktik militer, tapi negara yang bahkan lebih besar dari kita tidak bisa mengalahkan kita."

"Sedikit waktu akan berlalu dan kami akan menang. Hari ini tentara kita ada di Bakhmut," terangnya.

Baca juga: Joe Biden: Jet F-16 Tak Bisa Bantu Ukraina di Bakhmut, Ada Banyak Senjata Lain

Sementara, Angkatan Bersenjata Ukraina (AFU) mengatakan, mereka terus melawan Rusia di kota.

Mereka mengaku bergerak maju di pinggiran kota, sehingga sangat sulit bagi musuh untuk tetap berada di Bakhmut.

Seperti diketahui, penaklukan Bakhmut akan menandai kemenangan pertama Rusia dalam beberapa bulan.

Moskow telah mengerahkan sejumlah besar tenaga, persenjataan, dan perhatian ke kota itu.

Namun, sebagian besar gagal mematahkan perlawanan Ukraina yang melampaui sebagian besar harapan.

Kejatuhan Bakhmut juga akan menjadi dorongan yang tidak diragukan lagi bagi Prigozhin.

Pasalnya, Prigozhin sempat mengumumkan anak buahnya akan mundur sepenuhnya karena persediaan amunisi yang semakin menipis.

Baca juga: Dua Komandan Rusia Terbunuh dalam Pertempuran di Bakhmut

Cuplikan video pemimpin tentara bayaran Wagner, Yevgeny Prigozhin membawa bendera Rusia bersama pasukan Wagner. Ia mengatakan pasukannya berhasil menguasai Bakhmut, Ukraina, pada 20 Mei 2023.
Cuplikan video pemimpin tentara bayaran Wagner, Yevgeny Prigozhin membawa bendera Rusia bersama pasukan Wagner. Ia mengatakan pasukannya berhasil menguasai Bakhmut, Ukraina, pada 20 Mei 2023. (Telegram Concord Group/Layanan Pers Wagner)

Adapun pasukan Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022 dan menguasai bagian timurnya.

Moskow telah lama mengklaim bahwa merebut Bakhmut akan menjadi batu loncatan untuk maju lebih dalam ke wilayah Donbas yang diklaim telah dianeksasi dari Ukraina.

Hal itu telah menjadikannya target utama serangan besar-besaran yang gagal merebut tempat penting di tempat lain.

Baca juga: Serangan Balik Terhadap Rusia Telah Dimulai? Ukraina Buat Kemajuan di Sekitar Bakhmut

Yevgeny Prigozhin telah mengakui bahwa Bakhmut, yang dulunya merupakan kota berpenduduk 70.000 orang, memiliki signifikansi strategis yang kecil, meskipun kepentingan simbolisnya sangat besar.

Bakhmut berada di timur laut wilayah Donetsk, sekitar 13 mil dari wilayah Luhansk, dan telah lama menjadi sasaran pasukan Rusia.

Sedangkan, Donbas merupakan hamparan tanah industri yang luas di timur Ukraina, meliputi wilayah Luhansk dan Donetsk.

Donbas telah menjadi fokus utama upaya perang Rusia sejak musim semi lalu, setelah serangan awalnya ke Kyiv dan Ukraina tengah gagal.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved