Selasa, 30 September 2025

Para penduduk kepulauan di Filipina yang menenun mimpi-mimpi mereka

Selama lebih dari 300 tahun, para perempuan yang tinggal di sekitar danau biru kehijauan di Filipina telah menenun kain dari penglihatan…

Selama lebih dari 300 tahun, para perempuan yang tinggal di sekitar danau biru kehijauan di Filipina telah menenun kain dari penglihatan yang ‘diberikan kepada mereka oleh seorang dewi’ dalam mimpi mereka.

"Di Mindanao, sejumlah perempuan menenun mimpi-mimpi mereka menjadi kain. Mereka adalah penenun mimpi," kata relawan di Museum Sejarah Ekonomi Filipina di Kota Iloilo, Filipina. 

Dia menunjuk ke gambar pola linier putih-merah yang ditenun dengan latar belakang hitam. 

Penasaran, saya bertanya lebih detail, tapi yang pria itu katakan hanyalah para perempuan ini tinggal di tepi Danau Sebu.

Mindanao, pulau terbesar kedua di Filipina ini, pernah menjadi destinasi yang menakutkan. Konflik bersenjata selama bertahun-tahun dalam satu dekade terakhir membuat pulau paling selatan negara itu tidak dilirik oleh sebagian besar wisatawan. 

Tetapi sejak berakhirnya darurat militer pada 2020, Mindanao dengan hati-hati membuka pintunya, memungkinkan wisatawan yang berani mengabaikan peringatan pemerintah untuk bertatap muka dengan salah satu tradisi Asia yang paling mempesona: menenun mimpi.

Selama setidaknya tiga abad, masyarakat adat T'boli telah mewariskan praktik menenun mimpi, atau T'nalak, di desa-desa sekitar Danau Sebu, sebuah danau biru kehijauan yang terletak di pegunungan subur Mindanao selatan. 

Helaian kain ini terbuat dari serat alami yang diambil dari batang tanaman abaca yang mirip pisang. 

Penduduk desa percaya bahwa seorang dewi, Fu Dalu (roh abacá), berkomunikasi dengan para perempuan dengan muncul dalam mimpi mereka sebagai hewan atau sosok manusia. 

Master penenun mimpi kemudian menafsirkan penglihatan ini ke dalam pola yang biasanya memakan waktu tiga hingga empat bulan untuk ditenun. 

Prosesnya dilakukan sepenuhnya dengan tangan dengan bahan-bahan alami, dan meskipun dipimpin oleh sang master penenun, ini adalah upaya kolektif masyarakat yang dianggap sebagai penghormatan suci kepada dewi.

Pusat Tenun Lang Dulay T'nalak, terletak di rumah panjang kayu T'boli (Gono Bong) tiga kilometer sebelah timur danau di Desa T'Bong, dan merupakan salah satu pusat utama T'nalak. 

Nama pusat tenun tersebut menghormati mendiang master penenun Lang Dulay, putri T'boli dan salah satu penenun mimpi paling terkenal. 

Saat ini, master penenun petahana adalah Sebulan Dulay, menantu Lang, yang telah menenun selama lebih dari 60 tahun.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved