Konflik Palestina Vs Israel
AS Kecam Serangan Roket dari Lebanon dan Gaza, Sebut Israel Berhak Bela Diri
AS mengecam serangan roket dari Lebanon dan Gaza. AS menyebut Israel berhak membela diri dengan meluncurkan serangan balasan ke Lebanon pada hari ini.
TRIBUNNEWS.COM - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengutuk peluncuran roket dari Lebanon dan Gaza ke wilayah Israel pada Kamis (6/4/2023).
AS mengatakan, Israel memiliki hak untuk membela diri, dengan meluncurkan serangan jet ke Lebanon dan Gaza pada Jumat (7/4/2023).
"Kami mengutuk peluncuran roket dari Lebanon dan Gaza," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Vedant Patel kepada wartawan, Kamis (6/4/2023) malam.
"Komitmen kami untuk keamanan Israel sangat kuat. Kami mengakui hak sah Israel untuk mempertahankan diri dari segala bentuk agresi," lanjutnya, seperti diberitakan The Times of Israel.
Pernyataan ini ia sampaikan setelah AS memperkirakan Israel akan membalas dengan keras serangan dari Lebanon.
Baca juga: Israel Serang Lebanon dan Gaza, Targetkan Hamas Palestina setelah Bentrok di Masjid Al-Aqsa
Militer Israel mengatakan Hamas berada di balik tembakan roket dari Gaza dan Lebanon.
Mereka juga menuduh Hamas berniat untuk mengkambinghitamkan Lebanon atas serangan yang berasal dari wilayahnya.
Menurut Israel, serangan seperti itu tidak mungkin dilakukan tanpa persetujuan diam-diam dari kelompok teror Hizbullah, yang menguasai sebagian besar Lebanon selatan.
Meski membela Israel atas serangan balasannya di Lebanon, AS juga menyatakan keprihatinan atas kejadian di Masjid Al-Aqsa.
Sebagai informasi, Hamas (Gerakan Perlawanan Islam) adalah kelompok Islam yang berbasis di Palestina dan Hizbullah berbasis di Lebanon selatan.
Kedua kelompok ini bermusuhan dengan Israel.
Jerman Kecam Serangan Roket dari Lebanon dan Gaza
Selain AS, Jerman juga mengecam serangan roket dari Lebanon dan Gaza.
Jerman mengatakan mereka harus segera dihentikan.
"Apalagi sekarang selama liburan, eskalasi lebih lanjut harus dicegah," kata perwakilan Jerman.

Baca juga: Israel Klaim Hadang Lebih dari 30 Roket yang Ditembakkan dari Lebanon Selatan
Rapat Militer Israel
Sebelum Israel meluncurkan serangan ke Lebanon dan Gaza pada Jumat (7/4/2023) pagi, pemerintah Israel mengadakan pertemuan militer.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant mengadakan konsultasi dengan pejabat tinggi pertahanan pada Kamis (6/4/2023).
Kemudian, kabinet keamanan tingkat tinggi akan bersidang pada pukul 20.30 waktu setempat untuk memutuskan langkah negara selanjutnya.
Pada hari yang sama, Kementerian Luar Negeri Israel menginstruksikan misinya kepada masyarakat global, Israel akan menanggapi serangan roket dari Lebanon, seperti dikutip dari Reuters.
Rapat ini diadakan sebelum serangan Israel ke Lebanon dan Gaza pada Jumat (7/4/2023) pagi.

Tanggapan PBB
Pasukan Sementara PBB (UNIFIL) di Lebanon menyerukan pengekangan setelah tembakan roket dari Lebanon.
“Situasi saat ini sangat serius. UNIFIL mendesak menahan diri dan menghindari eskalasi lebih lanjut,” kata pasukan yang berpatroli di wilayah perbatasan Israel dan Lebanon.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres mengutuk rentetan roket dari Lebanon.
"Kami menyerukan semua pihak untuk menahan diri secara maksimal," katanya.
Dewan Keamanan PBB mengadakan sesi darurat pada Kamis (7/4/2023) untuk membahas kekerasan baru-baru ini di Yerusalem.
Beberapa anggota Dewan Keamanan PBB mendorong panel PBB untuk mengeluarkan pernyataan mengutuk Israel atas pemukulan terhadap jemaah Muslim di Masjid Al-Aqsa.
Sejumlah anggota Dewan Keamanan PBB juga menyarankan untuk memasukkan kecaman atas tembakan roket dari Lebanon dan Gaza ke Israel.

Baca juga: 165 Orang Israel Serbu Masjid Al-Aqsa, setelah Polisi Tangkap 350 Jemaah Palestina
Serangan Jet Israel ke Lebanon dan Gaza
Israel meluncurkan jet-jetnya ke Lebanon dan Gaza pada Jumat (7/4/2023) pagi, yang disebut sebagai serangan balasan.
Sebelumnya, pada Kamis (6/4/2023) sore, Israel melaporkan ada 34 roket yang diluncurkan dari Lebanon dan Gaza ke Israel.
Israel mengatakan, sistem pertahanan udaranya berhasil mencegat 25 roket di antara puluhan roket itu.
Pihak Israel menduga, roket-roket yang diluncurkan dari Lebanon dan Gaza itu berasal dari kelompok Palestina, Hamas, dan jaringannya.
Peluncuran roket ini terjadi setelah bentrokan yang terjadi antara polisi Israel dan jemaah muslim Palestina di Masjid Al-Aqsa pada Rabu (5/4/2023) menjelang fajar.
Pejabat keamanan Lebanon mengatakan, roket itu ditembakkan dari arae kamp pengungsi Palestina.
Namun, belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab.
Sementara itu, Hizbullah mengatakan pada Al Arabiya, mereka bukanlah pihak yang ada di balik tembakan roket dari Lebanon dan Gaza.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina VS Israel
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.