Konflik Rusia Vs Ukraina
Presiden Vladimir Putin: AS Ingin Pecah Rusia dan Jadi Pusat Dunia melalui Konflik Ukraina
Presiden Vladimir Putin mengatakan AS ingin memecah Rusia dan menjadi pusat dunia melalui keterlibatannya dan negara NATO dalam konflik Ukraina.
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan perang Rusia dan Ukraina berkaitan dengan tujuan Barat yang ingin memecah Rusia dan menjadi pusat dunia.
Vladimir Putin menyebut negara Barat yang menjadi sekutu Amerika Serikat (AS) menutup mata akan tujuan sebenarnya dari AS dalam konflik ini.
Ia memberi contoh upaya pemerintah AS untuk menarik bisnis Eropa ke AS, seperti saat produsen kapal selam Canberra tiba-tiba memutus kontrak dengan Prancis dan memilih bekerja sama dengan AS.
Presiden Rusia itu mengatakan, sekutu Barat tak memprotes karena berbagai alasan, terutama ketergantungan ekonomi dan pertahanan dari AS.
Putin mengatakan rencana Barat telah dituangkan di atas kertas, meski tidak menyebutkan di mana, dikutip dari The Telegraph.
Baca juga: Amerika Serikat Peringatkan China untuk Tidak Memasok Senjata Mematikan ke Rusia
Orang Rusia akan Sulit Bertahan
Putin yakin, Barat juga ingin memecah Federasi Rusia, melikuidasi bekas Uni Soviet, dan mengendalikan produsen bahan mentah terbesar di dunia.
Kemudian, mereka akan mengambil sebagian dari negara pecahan Rusia (jika Rusia terpecah) untuk mengaturnya di bawah kendalinya.
Sampai pada titik itu, ia tidak yakin apakah rakyat Rusia dapat bertahan.
"Saya bahkan tidak tahu apakah kelompok etnis seperti orang Rusia akan mampu bertahan dalam kondisi yang ada saat ini, dengan beberapa orang Moskow, Uralian, dan lainnya yang tersisa sebagai gantinya," kata Putin di tayangan TV Rossiya 1, Minggu (26/2/2023), dikutip dari Reuters.
Untuk itu, Vladimir Putin menekankan, Rusia tidak ragu berjuang dan akan memenangkan perang di Ukraina.
Mengomentari keputusannya untuk menangguhkan partisipasi Rusia dalam New START Treaty, perjanjian nuklir Rusia-AS, Presiden Vladimir Putin berpendapat langkah itu perlu dilakukan.
Ia harus mundur sementara dari New START Treaty demi menjaga keamanan Rusia serta stabilitas strategisnya.
Menurut presiden Rusia, dia memilih tindakan ini mengingat NATO yang lebih agresif.
Rusia juga mempertimbangkan kemampuan nuklir NATO.

Baca juga: Balas Sanksi Eropa, Bank Tinkoff Rusia Tangguhkan Perdagangan Euro
NATO Ikut Campur Konflik Rusia VS Ukraina
Presiden Vladimir Putin menuduh anggota NATO ikut serta dalam konflik Rusia dan Ukraina.
Ia menilai, anggota NATO mengambil bagian dalam konflik Ukraina dengan menyumbangkan senjata ke Ukraina.
Putin menekankan, Barat berencana untuk memecah Rusia melalui keterlibatan itu.
"Mereka mengirimkan senjata puluhan miliar dolar ke Ukraina. Ini benar-benar partisipasi," kata Presiden Rusia itu, dikutip dari Telegraph.
"Ini berarti bahwa mereka mengambil bagian, meskipun secara tidak langsung, dalam kejahatan yang dilakukan oleh rezim Kyiv," kata Putin.
Dia mengatakan negara-negara Barat memiliki satu tujuan - untuk memecah bekas Uni Soviet dan bagian utamanya, yaitu Federasi Rusia.
"Hanya dengan begitu mereka mungkin akan menerima kita dalam apa yang disebut keluarga masyarakat beradab tetapi hanya secara terpisah, setiap bagian secara terpisah," tegasnya.

Baca juga: PBB Serukan Presiden Rusia Vladimir Putin Segera Tarik Pasukan dari Ukraina dan Akhiri Perang
AS Bantah Ingin Hancurkan Rusia
Pihak Amerika Serikat membantah ingin menghancurkan Rusia.
Sementara Presiden Joe Biden memperingatkan konflik antara Rusia dan NATO dapat memicu Perang Dunia Ketiga, meskipun dia juga mengatakan Putin tidak boleh tetap berkuasa.
Presiden Vladimir Putin mengatakan bantuan militer AS dan Eropa senilai puluhan miliar dolar untuk Ukraina menunjukkan Rusia sekarang menghadapi NATO sendiri, dikutip dari Reuters.
Ukraina mengatakan tidak akan berhenti sampai setiap tentara Rusia terakhir dikeluarkan dari Ukraina, termasuk dari Krimea yang dianeksasi Rusia pada 2014.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.