Kamis, 2 Oktober 2025

Viral ‘chiki kebul’: Amankah nitrogen cair pada makanan?

Dinas Kesehatan Jawa Barat mengimbau masyarakat untuk “tidak dulu” mengonsumsi Chiki Kebul, menyusul dua kasus keracunan terkait…

“Soalnya biasanya dari hari-hari biasa untuk penghasilan smockey sendiri tuh bisa sampai 100 cup per hari atau 80 cup, kalau sekarang kan per hari cuma lima atau tiga karena kebanyakannya takut. Dari orang tua sendiri saat anaknya pengin beli, ‘jangan itu beracun’,” katanya kepada wartawan di Bandung, Yulia Saputra yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.

Juga menggunakan nitrogen cair, Kevin merasa “kena imbasnya” pedagang-pedagang lain yang tidak mengikuti standar keamanan.

“Disangkanya kita sama. Padahal kita nitrogen murni.  Tabungnya khusus.  Kan kebanyakan yang di pinggir jalan pada pakai termos dulu, jadi di dalam termos ngambilnya,” ujarnya.

Kevin mengklaim bahwa selama lima tahun dia berjualan, belum pernah ada kasus. Malah, pelanggan yang rumahnya jauh rela datang lagi demi merasakan sensasi asap dari jajanan itu.

Kevin mengatakan dia menghabiskan Rp1,5 juta untuk isi ulang nitrogen di daerah Caringin – Rp2,5 juta bila dengan tabungnya. Untuk membeli nitrogen cair, dia harus menyimpan deposit Rp5 juta.

Kevin berkata dia mendapatkan “artikel” dari si penjual, yang menjelaskan bahaya nitrogen cair.

“Berbahaya itu kalau masih ada airnya, liquidnya masih banyak.  Biar enggak berbahaya, harus sampai uapnya aja yang ada.  Liquidnya jangan, soalnya bisa berbahaya buat usus,” ia menjelaskan.

Untuk memastikan keamanan, dia memastikan tidak ada sisa genangan nitrogen cair sebelum makanannya dagangannya sampai ke konsumen. Caranya, dia masukkan penganan (chiki) ke dalam wadah lalu dia siram dengan nitrogen cair dan kocok-kocok sampai semua cairannya menguap.

“Kalau kita mengocoknya lama, jadi menyerap (ke chiki). Jadi asapnya saja yang dijual,” kata Kevin.

Kevin berharap pihak berwenang tidak sama sekali melarang penggunaan nitrogen cair untuk makanan, namun “lebih selektif” sehingga tidak turut menghukum pedagang seperti dirinya yang merasa sudah menerapkan standar keamanan.

“Kalau bisa dipilih penjual smockey snack kayak yang di pinggir jalan, cari tahu dulu dari mana dapat bahan bakunya.  Ada perizinannya atau enggak, terus berapa harganya.  Soalnya dampaknya kelihatan.  Kita yang dari dulu enggak kenapa-kenapa, enggak ada problem apapun, sekarang jadi terkena imbasnya.”

Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved