Jumat, 3 Oktober 2025

Konfik Rusia Vs Ukraina

Menlu Rusia Sergey Lavrov Ingatkan Lagi Potensi Pecahnya Perang Nuklir

Menlu Rusia Sergey Lavrov kembali mengingatkan potensi pecahnya perang nuklir diawali perang konvensional di Ukraina.

Russia Today
Satu unit peluru kendali balistik antarbenua Sarmat (Setan) dipamerkan di Lapangan Merah Moskow, Rusia. Rudal Sarmat ini memiliki kemampuan membawa hulu ledak nuklir, jangkauannya antarbenua dan kecepatannya sulit dicegah rudal penangkis manapun. 

Lavrov mengingatkan, negara-negara barat tidak boleh mengklaim mereka bukan peserta dalam perang Ukraina, mengingat semua yang telah mereka lakukan untuk Kiev.

“Kami mengambil objek infrastruktur, yang memungkinkan Anda memompa senjata mematikan ke Ukraina sehingga mereka dapat membunuh orang Rusia. Jadi jangan katakan AS dan NATO bukan bagian dari perang ini. Anda berpartisipasi di dalamnya secara langsung,” tegas Lavrov.

Selain mengirim senjata, anggota NATO melatih pasukan Ukraina baik di tanah mereka maupun di darat.

Ada sejumlah besar tentara bayaran yang terlibat, berbagi intelijen terbuka sementara sejumlah besar target yang diserang oleh Kiev dipilih penguasa barat dari rezim ini," katanya.

4.       Risiko Pecahnya Perang Nuklir

Sergey Lavrov menyatakan, Rusia percaya setiap konflik bersenjata antara negara-negara nuklir harus dihindari dan mendesak negara-negara lain untuk mengambil sikap yang sama.

“Bahkan jika seseorang berencana untuk memulai perang dengan senjata konvensional, risikonya menjadi perang nuklir akan sangat besar,” jelasnya.

Dia menambahkan ini membuat klaim barat Rusia dapat menggunakan senjata pemusnah massal di Ukraina sangat memprihatinkan.

5.       Tanggapi Pernyataan Paus Fransiscus

Menlu Sergey Lavrov mengkritik Paus Franciscus karena membuat pernyataan kontroversial tentang Buryat dan Chechnya, dua dari banyak kelompok etnis di Rusia.

Kedua kelompok etnis ini bertugas di Angkatan Bersenjata Rusia, dan mengambil bagian dalam operasi militer khusus di Ukraina.

Klaim Paus yang menyatakan mereka sangat rentan bertindak brutal di medan perang, menurut Lavrov, aneh dan tidak Kristiani. Menurutnya pernyataan itu tidak membantu perdamaian di Ukraina dan reputasi Tahta Suci.

6.       Buka Pintu untuk Negosiasi

Menlu Lavrov menegaskan, Moskow tidak akan menolak kontak apa pun dengan pihak mana pun yang berusaha untuk terlibat.

Tetapi Rusia tidak mengharapkan pembicaraan yang bermanfaat terjadi dengan negara-negara barat untuk saat ini.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved