Konflik Rusia Vs Ukraina
Rusia Memberi Tahu AS Soal Rencananya Gelar Latihan Nuklir Tahunan
Dalam latihan nuklir tahunan itu, AS menilai Rusia akan melakukan uji coba peluncuran rudal.
TRIBUNNEWS.COM - Rusia telah memberi tahu Amerika Serikat (AS) tentang rencananya menggelar latihan kekuatan nuklir tahunan, ungkap pemerintah AS pada Selasa (25/10/2022).
Latihan yang dilakukan untuk menguji kekuatan nuklir Rusia ini, menurut Washington, adalah langkah yang berisiko tinggi.
Dilansir Euronews, sejak awal invasi, Rusia telah berulang kali mengeluarkan ancaman akan menggunakan nuklir.
Menurut AS, Rusia akan melakukan uji peluncuran rudal selama latihan nuklir tahunan yang dijuluki 'Grom' itu.
Di bawah perjanjian New START, Rusia wajib memberikan pemberitahuan tentang uji coba peluncuran rudal.
"AS telah diberitahu, dan seperti yang telah kami soroti sebelumnya, ini adalah latihan rutin tahunan oleh Rusia," jelas juru bicara Angkatan Udara AS, Brigadir Jenderal Patrick Ryder dalam jumpa pers.
Baca juga: Rusia Ancang-ancang Gelar Latihan Perang dengan Senjata Nuklir
Ryder menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut.
Latihan ini merupakan tantangan potensial bagi AS dan sekutunya, karena Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya mengancam akan menggunakan senjata nuklir untuk membela Rusia di tengah agresi terhadap Ukraina.
Menyusul pengumuman dari Rusia, juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Ned Price menekankan pentingnya kepatuhan terhadap persyaratan pemberitahuan tersebut.
"Sementara Rusia terlibat dalam agresi tak beralasan dan retorika nuklir sembrono, langkah-langkah pemberitahuan ini memastikan kami tidak terkejut dan mengurangi risiko salah persepsi," kata Price, lapor Reuters.
Sementara itu, Rusia pada Selasa (25/10/2022) lalu menyatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa Ukraina berencana menggunakan 'bom kotor' di wilayahnya sendiri.
Pernyataan ini telah dibantah oleh Kyiv dan Barat, karena dianggap kebohongan dan dalih untuk menambah eskalasi konflik.

Beberapa hari lalu, para pejabat Moskow menghubungi rekan-rekan Barat untuk membicarakan tuduhan mereka soal rencana 'bom kotor' Ukraina.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengatakan tudingan tersebut menunjukkan rencana Moskow itu sendiri yang kemudian digunakan untuk menyalahkan Kyiv.
Operasi Rahasia Pasukan Rusia
Energoatom, perusahaan negara Ukraina yang mengoperasikan empat pembangkit listrik tenaga nuklir negara itu, mengatakan pasukan Rusia sedang melakukan pekerjaan konstruksi rahasia di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia selama sepekan terakhir.
Dilansir AP News, menurut Energoatom, petugas pendudukan Rusia di daerah itu tidak mau memberikan akses ke staf Ukraina yang bekerja di PLTN dan pegawas dari PBB.
Energoatom mengatakan, pihaknya berasumsi Rusia sedang mempersiapkan aksi teroris menggunakan bahan nuklir dan limbah radioaktif yang disimpan di dalam bangunan.

Dikatakan ada 174 kontainer di fasilitas penyimpanan bahan bakar bekas kering, masing-masing berisi 24 rakitan bahan bakar nuklir bekas.
"Penghancuran wadah ini sebagai akibat dari ledakan akan menyebabkan kecelakaan radiasi dan kontaminasi radiasi beberapa ratus kilometer persegi (mil) dari wilayah yang berdekatan," kata Energoatom dalam pernyataan pada Selasa (25/10/2022).
Pihaknya meminta Badan Energi Atom Internasional untuk memeriksa apa yang sedang terjadi di sana.
Dewan Keamanan PBB mengadakan konsultasi tertutup tentang tuduhan 'bom kotor' pada Selasa malam atas permintaan Rusia.
Rusia meminta dewan untuk membentuk komisi guna menyelidiki klaimnya bahwa AS dan Ukraina melanggar konvensi yang melarang penggunaan senjata biologis di laboratorium di Ukraina.
Kremlin bersikeras bahwa peringatannya tentang rencana Ukraina menggunakan 'bom kotor' harus ditanggapi dengan serius.
"Kami sekali lagi menekankan bahaya besar yang ditimbulkan oleh rencana yang dibuat oleh Ukraina," tegas juru bicara Kremlin Dmitry Peskov selama panggilan konferensi dengan pers.
Di Gedung Putih, Presiden AS Joe Biden ditanya apakah Rusia sedang bersiap untuk mengerahkan senjata nuklir taktis setelah menuduh Ukraina akan menggunakan bom kotor.
"Saya menghabiskan banyak waktu hari ini untuk membicarakan hal itu," kata Biden kepada wartawan.

Baca juga: Bank Dunia Kucurkan Dana Tambahan Senilai 500 Juta Dolar AS untuk Bantu Ukraina
Baca juga: Apa Itu Bom Kotor dan Mengapa Rusia Menuduh Ukraina Menggunakannya?
Presiden juga ditanya apakah klaim tentang bom kotor Ukraina merupakan operasi bendera palsu.
"Rusia akan membuat kesalahan yang sangat serius jika menggunakan senjata nuklir taktis," kata Biden.
"Saya belum menjamin bahwa ini adalah operasi bendera palsu, tapi itu akan menjadi kesalahan yang serius," imbuhnya.
Bom kotor tidak memiliki tingkat merusak sebesar ledakan nuklir tetapi dapat mengekspos area yang luas untuk kontaminasi radioaktif.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)