Jumat, 3 Oktober 2025

Fenomena unik La Nina tiga tahun beruntun, apa dampaknya ke Indonesia?

Menurut BMKG, La Nina akan bertahan hingga akhir 2022, menyebabkan sebagian wilayah Indonesia akan mengalami musim hujan lebih awal.

Badan Meteorologi Australia (BOM) mengumumkan fenomena cuaca La Nina telah terbentuk di Samudra Pasifik selama tiga tahun berturut-turut.

Hal ini, menurut pejabat Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Indonesia (BMKG), adalah kejadian yang cukup unik.

Sebab dari catatan indikator La Nina yang diterbitkan lembaga pemerintah Amerika Serikat yang meneliti iklim dan kelautan (NOAA) dari 1950-an, hanya dua kejadian La Nina yang pernah berlangsung sampai tahun ketiga.

Fenomena yang disebut ‘Triple-dip’ La Niña itu sebelumnya pernah terjadi dari 1973 -1975 serta 1998-2001.

"Sungguh luar biasa La Niña terjadi tiga tahun berturut-turut," kata Sekretaris Jenderal Badan Meteorologi Dunia (WMO) Petteri Taalas. 

Menurut BMKG, La Nina akan bertahan hingga akhir 2022, menyebabkan sebagian wilayah Indonesia akan mengalami musim hujan lebih awal.

Apa itu La Nina?

La Nina adalah peristiwa alam yang mengakibatkan Suhu Muka Laut (SML) di Samudera Pasifik bagian tengah mengalami pendinginan di bawah kondisi normalnya.

Pendinginan SML ini mengurangi potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia secara umum.

Untuk Australia, perubahan curah hujan terjadi di bagian timur, utara, dan tengah, sementara untuk Indonesia, kebanyakan terjadi di wilayah selatan garis khatulistiwa.

Pelaksana Tugas Harian (Plh) Kepala Pusat Perubahan Iklim BMKG, Supari, mengatakan La Nina tidak menyebabkan bencana yang sifatnya tunggal. 

Dia mengamini bahwa La Nina menyebabkan akumulasi curah hujan bulanan meningkat, tapi tidak terkait langsung dengan peristiwa yang sifatnya tunggal dan harian. La Nina, sambungnya, menciptakan kondisi yang memungkinkan suatu peristiwa terjadi atau memperbesar peluang event itu untuk terjadi.  

“Kita tidak bisa mengaitkan secara langsung apabila ada banjir, banjir ini disebabkan La Nina,” jelas dalam kanal BMKG di YouTube.

Pola cuaca La Nina adalah salah satu dari tiga fase El Niño Southern Oscillation (ENSO). Ini mengacu pada suhu permukaan laut dan arah angin di Pasifik dan dapat beralih antara fase hangat yang disebut El Niño, fase yang lebih dingin dengan sebutan La Niña, dan fase netral.

Peralihan fase itu umumnya memakan waktu sekitar tiga hingga tujuh tahun, tetapi sekarang ini adalah tahun ketiga fase La Nina terjadi berturut-turut dan pertama kalinya dalam abad ini.

Bagaimana dengan Indonesia?

Halaman
123
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved