Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Fasilitas Nuklir Ukraina Terus Digempur, PBB: Dapat Menyebabkan Konsekuensi Bencana

Sekretaris Jenderal PBB memperingatkan Ukraina dan Rusia soal penggempuran di fasilitas nuklir di Zaporizhzhia.

DW
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. Sekjen PBB, Antonio Guterres memperingatkan bahwa setiap kerusakan akibat gempuran di Zaporizhzhia dapat mengakibatkan bencana. 

TRIBUNNEWS.COM - Sekjen PBB telah menyerukan untuk segera mengakhiri semua aktivitas militer di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar Eropa di tenggara Ukraina, Zaporizhzhia.

Seperti diketahui, Rusia dan Ukraina saling menyalahkan atas penggempuran tenaga nuklir di Zaporizhzhia itu.

Badan Energiatom Ukraina mengatakan, kompleks Zaporizhzhia dihantam lima kali gempuran pada Kamis (11/8/2022).

Penggempuran tersebut juga terjadi di dekat tempat penyimpanan bahan radioaktif.

Menurut kantor berita TASS Rusia, pejabat yang ditunjuk Rusia mengatakan, Ukraina menembaki pabrik itu dua kali, sehingga mengganggu pergantian shift.

Dalam sebuah pernyataan menjelang pertemuan Dewan Keamanan PBB yang diadakan oleh Rusia, Sekretaris Jenderal Antonio Guterres memperingatkan bahwa setiap kerusakan dapat menyebabkan “konsekuensi bencana” di kawasan dan sekitarnya.

Baca juga: Inggris Sebut Rusia Mulai Goyah dan Tak akan Berhasil Kuasai Ukraina

"Fasilitas itu tidak boleh digunakan sebagai bagian dari operasi militer apa pun."

"Sebaliknya, kesepakatan mendesak diperlukan pada tingkat teknis tentang batas demiliterisasi yang aman untuk memastikan keamanan daerah tersebut," kata Guterres, dikutip dari AlJazeera.

Kepala nuklir PBB, Rafael Grossi, mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa aktivitas militer di sekitar Zaporizhzhia "sangat mengkhawatirkan".

Dirinya meminta Ukraina dan Rusia untuk segera mengizinkan para ahli nuklir untuk menilai kerusakan serta mengevaluasi keselamatan dan keamanan di kompleks tersebut karena situasinya "telah berubah".

Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Grossi, memperingatkan bahwa situasi di Zaporizhzhia, yang direbut oleh Rusia pada bulan Maret, semakin berbahaya setiap hari.

Grossi mengatakan, pernyataan yang diterima dari Rusia dan Ukraina 'sering bertentangan'.

IAEA tidak dapat menguatkan fakta kecuali para ahlinya mengunjungi situs tersebut, sebuah seruan yang didukung oleh Amerika Serikat.

Baca juga: Saling Tuding Rusia dan Ukraina Menembaki PLTN Zaporizhzhia, Bencana Nuklir Sudah

Pekerja Sebut Ditodong Senjata oleh Rusia

Perusahaan nuklir Ukraina Energoatom mengklaim pasukan Rusia telah merusak tiga sensor radiasi di fasilitas itu dalam penembakan pada Sabtu (6/8/2022) malam, yang melukai seorang pekerja dengan pecahan peluru.
Perusahaan nuklir Ukraina Energoatom mengklaim pasukan Rusia telah merusak tiga sensor radiasi di fasilitas itu dalam penembakan pada Sabtu (6/8/2022) malam, yang melukai seorang pekerja dengan pecahan peluru. (Kyiv Post)

Staf di pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia menyebut, mereka ditahan di bawah todongan senjata sementara pasukan Rusia menggunakannya sebagai pangkalan militer.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved