Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Mengapa Serangan Rusia ke Ukraina Kian Agresif Setelah Kunjungan Jokowi? Ini Analisis Pengamat

Serangan Rusia ke Ukraina tampaknya kian agresif setelah kunjungan Presiden Jokowi ke dua negara yang sedang berperang itu.

Editor: Hasanudin Aco
BPMI Sekretariat Presiden/Laily Rachev
Presiden Joko Widodo berjabat tangan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) saat menyampaikan pernyataan bersama di Istana Kremlin, Moskow, Rusia, Kamis (30/6/2022). Serangan militer Rusia ke Ukraina semakin intens sejak kunjungan Jokowi ke dua negara itu. 

Garnisun Rusia di Pulau Ular ditarik mundur per 30 Juni lalu seiring gencarnya serangan Ukraina ke sana.

Kementerian Pertahanan Rusia mengaku langkah itu ditempuh sebagai “wujud niat baik” atas upaya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membuka koridor laut untuk ekspor produk pertanian Ukraina.

Selain itu, direbutnya Oblast (daerah setingkat provinsi) Luhansk oleh Rusia juga disebut Raymond sebagai “simbol” bahwa tindakan Kremlin mengarah ke perdamaian.

"Itulah exit strategy Rusia, dan mereka tidak mengatakan itu. Mereka juga agak gengsi bilang 'ya, ini kan, karena Indonesia', tetapi kita tahu Indonesia ada pengaruh di situ,” katanya.

Raymond menambahkan bahwa juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengakui ada pembicaraan Jokowi dan Putin yang belum dibuka ke publik.

Menurutnya, itu merupakan “bahasa komunikasi diplomasi” antara kedua kepala negara.

Di lain sisi, Raymond menyampaikan kecurigaan bahwa isu efektivitas kunjungan Jokowi yang diperdebatkan di Indonesia terkait politik praktis jelang Pemilihan Presiden 2024.

"Saya sendiri sebagai WNI yang ada di Rusia dan melihat apa yang terjadi di Rusia dan respons positif masyarakat serta pemberitaan media Rusia, saya pikir tidak seperti itu (kunjungan Jokowi dianggap tak efektif),” kata Raymond.

Kunjungan Jokowi Diklaim Sukses

Anggota Komisi I DPR RI, Effendi Simbolon, menilai misi yang dibawa oleh Presiden Jokowi ke Ukraina dan Rusia sudah berhasil.

“Yang pasti berhasil. Saya orang yang pertama ingin menyalami beliau,” kata Effendi dikutip dari Kompas.TV.

Meski demikian, Effendi juga menyebut bahwa hasil dari kunjungan Jokowi ke kedua negara tersebut tidak harus dinilai dengan berhasil atau gagal.

“Saya kira enggak harus result-nya berhasil atau gagal ya. “Memang sejak awal kehadiran beliau itu tidak untuk misi perdamaian, karena bukan menjadi, menawarkan, dan seterusnya. Kan protokolnya tidak seperti itu,” ucapnya.

Effendi menambahkan, sejak awal, ketika ia dan beberapa pihak lain melakukan rapat pascainvasi militer Rusia, ia sudah mengusulkan agar Jokowi menengahi masalah Rusia-Ukraina.

“Saya menyampaikan harapan agar bapak presiden kita sebagai Presidensi G20 agar proaktif menjembatani atau menengahi masalah Rusia dengan G7 atau Ukraine.”

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved