Konflik Rusia Vs Ukraina
Ukraina Abaikan Ultimatum Rusia untuk Menyerahkan Severodonetsk
Kekhawatiran tumbuh atas nasib ratusan warga sipil yang terperangkap di pabrik kimia Azot Severodonetsk ketika Ukraina mengabaikan ultimatum Rusia.
TRIBUNNEWS.COM - Ukraina mengabaikan ultimatum Rusia untuk menyerahkan kota Severodonetsk yang tengah menjadi sasaran perang.
Kekhawatiran tumbuh atas nasib ratusan warga sipil yang terperangkap di pabrik kimia Azot Severodonetsk.
Dilansir The Guardian, Rusia memerintahkan pasukan Ukraina sehari sebelumnya untuk menghentikan "perlawanan yang tidak masuk akal dan meletakkan senjata" mulai Rabu pagi (15/6/2022).
Peringatan itu dikeluarkan saat Moskow telah menguasai 80 % Severodonetsk, sebuah kota yang telah menjadi titik fokus kemajuan Rusia di timur negara itu.
Baca juga: Janji Xi Jinping kepada Putin: China akan Selalu Dukung Rusia dalam Hal Kedaulatan dan Keamanan
Baca juga: UPDATE Serangan Rusia ke Ukraina Hari ke-113, Berikut Ini Sejumlah Peristiwa yang Terjadi

Moskow sebut Ukraina ganggu rencana pembukaan koridor kemanusiaan
Di hari yang sama, Moskow juga menuduh Ukraina mengganggu rencana untuk membuka koridor kemanusiaan bagi warga sipil untuk meninggalkan daerah itu.
Evakuasi direncanakan untuk membawa warga sipil dari pabrik Azot ke Svatove, sebuah kota di utara Severodonetsk yang dikendalikan oleh pasukan pro-Rusia.
Sementara, Ukraina belum secara terbuka mengomentari proposal Moskow.
Baca juga: Tiga Pemimpin Eropa Bakal Kunjungi Ukraina, Pejabat Kyiv Sempat Khawatir
Baca juga: AS akan Bangun Silo di Perbatasan Ukraina untuk Bantu Ekspor Hasil Pertanian

Kekurangan air bersih
Berminggu-minggu pengeboman tanpa henti Rusia terhadap Severodonetsk, termasuk kawasan industrinya, telah membuat sebagian besar kota menjadi puing-puing.
Lebih dari 500 warga sipil, termasuk 40 anak-anak, terjebak di dalam pabrik Azot.
Penembakan pabrik Azot menggemakan pengepungan berdarah sebelumnya dari pabrik baja Azovstal di pelabuhan selatan Mariupol, tempat ratusan pejuang dan warga sipil berlindung dari penembakan Rusia.
Juru bicara kantor Urusan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Saviano Abreu, menggambarkan situasi di Azot sebagai "keprihatinan besar".
“Kurangnya air dan sanitasi adalah kekhawatiran besar. Ini menjadi perhatian besar bagi kami karena orang tidak dapat bertahan lama tanpa air,” katanya kepada BBC.
Baca juga: Panglima Militer Ukraina Sebut Pasukan Rusia Menyerang Secara Bersamaan dari 9 Arah
Baca juga: POPULER Internasional: Kerugian Ukraina di Severodonetsk | 4 Insiden Bercanda soal Bom di Pesawat
Warga sipil berlindung di bunker bawah tanah