Konflik Rusia Vs Ukraina
Ukraina Marah, Presiden Prancis Minta Rusia Tak Dipermalukan Meski Sudah Menginvasi
Ukraina mengecam Presiden Prancis, Emmanuel Macron, karena menyarankan agar Rusia tidak dipermalukan walaupun telah melakukan invasi.
Rusia telah menduduki sekitar seperlima wilayah Ukraina, di saat Kyiv menerima senjata yang lebih kuat dari Barat.
Terbaru, AS akan mengirimkan sistem roket HIMARS presisi yang mampu menembus pasukan Rusia dari jarak yang lebih jauh.
Prancis juga telah memasok senjata ofensif termasuk meriam howitzer Caesar yang diambil dari persediaan tentaranya.
Moskow mengibaratkan pasokan senjata Barat seperti "menuangkan bahan bakar ke api" dan tidak akan mengubah arah operasi militernya di Ukraina.
Putin, dalam komentar tentang keputusan AS mengirim senjata baru ke Ukraina, mengatakan Rusia dengan mudah mengatasi dan sudah menghancurkan senjata yang dipasok Amerika, lapor media pemerintah RIA, Sabtu (4/6/2022).
"Sistem anti-pesawat kami menghancurkannya seperti kacang. Puluhan telah hancur," kata Putin.
Meskipun jenis senjata yang dimaksud tidak jelas, Rusia mengatakan telah menghancurkan pesawat dan rudal yang diterjunkan oleh Ukraina.
Serangan Pertama di Kyiv
Sejumlah ledakan mengguncang Ibu Kota Ukraina, Kyiv pada Minggu (5/6/2022) pagi waktu setempat.
Ini merupakan serangan pertama di ibu kota dalam beberapa pekan.
"Beberapa ledakan di distrik Darnytskyi dan Dniprovskyi di ibu kota," tulis Wali Kota Kyiv, Vitali Klitschko di aplikasi pesan Telegram.
"Layanan sudah bekerja di lokasi."

Baca juga: Ledakan Guncang Ibu Kota Ukraina Kyiv, Serangan Pertama Sejak Berminggu-minggu
Baca juga: Kapal Pengangkut Ribuan Ton Logam Ukraina Dilaporkan Meninggalkan Pelabuhan Mariupol
Menurut laporan Reuters di lokasi, asap tampak membumbung di Kyiv setelah ledakan terjadi.
Klitschko mengatakan, satu orang dilarikan ke rumah sakit akibat insiden tersebut.
Tidak ada korban tewas yang dilaporkan.
"Saat ini tidak ada korban tewas akibat serangan rudal terhadap infrastruktur," kata Klitschko.
Wali Kota Brovary yang berjarak 20 km dari pusat Kyiv, mendesak warga tetap berada di dalam rumah karena ada laporan bau jelaga dari asap.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)