Konflik Rusia Vs Ukraina
Pakar Rusia Sebut Perang di Ukraina Sebagai Latihan Melawan NATO
Seorang pakar politik terkemuka Moskow menyebut perang Rusia di Ukraina adalah rehearsal atau latihan menghadapi konflik lebih besar dengan NATO.
TRIBUNNEWS.COM - Seorang pakar politik terkemuka Moskow menyebut perang Rusia di Ukraina adalah rehearsal atau latihan menghadapi konflik lebih besar dengan NATO.
Alexei Fenenko, seorang peneliti Institut Studi Keamanan Internasional dan profesor di Sekolah Politik Dunia Universitas Negeri Moskow, menjadi tamu di acara bincang-bincang '60 Minutes' yang tayang di saluran televisi Russia-1.
Ia mengangkat prospek yang lebih luas dari perang Ukraina, yakni bentrokan dengan aliansi militer Barat.
"Bagi kami, perang di Ukraina adalah latihan untuk konflik yang mungkin lebih besar di masa depan," katanya.
"Dan itulah mengapa kami akan menguji dan melawan senjata NATO, dan akan melihat di medan perang seberapa kuat senjata kami dibandingkan dengan mereka."
Baca juga: Zelensky: Perang Rusia dengan Ukraina Dapat Berakhir Hanya Melalui Diplomasi
Baca juga: Rusia Larang 900 Orang Amerika Termasuk Presiden Joe Biden Masuk Negaranya

"Mungkin ini akan menjadi pembelajaran untuk konflik di masa depan," tambah Fenenko, dikutip dari NY Post.
Olga Skabeyeva, pembawa acara talkshow yang dianggap sebagai kepala propagandis Kremlin, kemudian menimpali.
Ia menilai hal itu adalah eksperimen yang menakutkan.
Fenenko bukanlah tamu pertama di Russia-1 yang mengangkat kemungkinan konflik yang lebih luas antara Rusia dan Barat.
Menurut laporan Newsweek, Alexei Zhuravlyov, anggota partai politik nasionalis Rodina, mengatakan hal senada selama penampilannya baru-baru ini di saluran itu.
Ia menyebut "satu rudal Sarmat dan Kepulauan Inggris akan hilang", mengacu pada rudal balistik antarbenua terbaru Moskow.
Pensiunan bintang empat, Jenderal AS Barry R. McCaffery, menggambarkan pernyataan perang dengan NATO oleh Feneko sebagai "menakjubkan".
"Kekuatan militer ekonomi dan konvensional NATO/EU beberapa kali lipat dari Rusia," kicau penerima tiga kali Purple Heart itu di Twitter, Kamis.
"Latihan untuk perang dengan NATO melawan musuh yang jauh lebih kecil di Ukraina yang akan sangat buruk bagi Rusia," imbuhnya.
Menurut perkiraan Ukraina, sejak invasi pada 24 Februari, pasukan Rusia telah kehilangan 28.000 tentara dan peralatan militer yang tak terhitung jumlahnya.