Jurnalis Palestina ditembak mati saat meliput penyerbuan Israel di Tepi Barat, siapa sebenarnya Shireen Abu Aqla?
Shireen Abu Aqla adalah salah satu sosok paling familier di Al Jazeera dan selama lebih dari dua dekade meliput konflik Israel-Palestina.
Dalam video promosi yang disiarkan Al Jazeera pada Oktober 2021, menandai ulang tahun ke-25 saluran tersebut, Abu Aqla mengatakan: "Saya memilih jurnalisme supaya dekat dengan masyarakat. Mungkin tidak mudah bagi saya untuk mengubah kenyataan, tapi setidaknya saya bisa mengangkat suara mereka kepada dunia ... Saya Shireen Abu Aqla."
Apa yang terjadi?
Pada Rabu pagi, Abu Aqla pergi ke kamp pengungsi Jenin untuk melaporkan penyerbuan pasukan keamanan Israel. Menurut militer Israel, aksi itu dilakukan untuk menangkap "tersangka teroris".
"Selama aksi itu, puluhan pria Palestina bersenjata menembaki dan melemparkan alat peledak ke arah tentara. Para prajurit merespons dengan tembakan ke arah orang-orang bersenjata dan mengenai beberapa orang," kata sebuah pernyataan militer.
Kementerian kesehatan Palestina mengatakan Abu Aqla terkena peluru tajam di kepala selama serangan itu. Ia dibawa ke rumah sakit dalam kondisi kritis dan kemudian dinyatakan meninggal.
Wartawan Palestina lainnya, produser Al Jazeera Ali Samoudi, ditembak dari belakang dan sudah berada dalam kondisi stabil di rumah sakit, imbuh kementerian kesehatan.
"Kami berniat memfilmkan operasi tentara Israel dan tiba-tiba mereka menembak kami tanpa meminta kami untuk pergi atau berhenti syuting," kata Samoudi. "Peluru pertama mengenai saya dan peluru kedua mengenai Shireen.
"Tidak ada perlawanan militer Palestina sama sekali di tempat kejadian," imbuhnya.
Video penembakan menunjukkan Abu Aqla mengenakan jaket antipeluru berwarna biru yang jelas-jelas bertulisan "pers", serta helm.
Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas mengutuk penembakan Abu Aqla dan Samoudi dan menuduh bahwa itu adalah "bagian dari kebijakan pendudukan yang menyasar wartawan untuk mengaburkan kebenaran dan melakukan kejahatan secara diam-diam".
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett menuduh Abbas membuat "tuduhan tak berdasar".
"Menurut informasi yang kami kumpulkan, tampaknya orang-orang bersenjata Palestina - yang menembak tanpa pandang bulu pada saat itu - bertanggung jawab atas kematian jurnalis yang malang itu," katanya dalam sebuah pernyataan.
"Orang-orang Palestina di Jenin bahkan terekam sedang membual: 'Kami menembak seorang tentara; dia terbaring di tanah." Namun, tidak ada tentara [Israel] yang terluka, yang memperbesar kemungkinan bahwa teroris Palestina adalah orang-orang yang menembak wartawan."
Kementerian luar negeri Israel dan militer Israel melampirkan sebuah video dalam cuitannya yang menunjukkan seorang pria bersenjata Palestina menembaki sebuah gang di kamp Jenin.
Namun, kelompok hak asasi manusia Israel B'Tselem belakangan mengatakan penyelidikannya di Jenin menyimpulkan bahwa tembakan Palestina yang terlihat dalam video itu tidak mungkin merupakan tembakan yang mengenai Abu Aqla dan Samoudi.