Konflik Rusia Vs Ukraina
Kolumnis Sebut Elite AS dan Barat Dorong Terjadinya Penggunaan Senjata Nuklir
Senator AS Chris Coons mengatakan Washington seharusnya tidak hanya mengirim senjata ke Ukraina, tetapi menyarankan agar mengirim tentaranya.
Terkait isu perang nuklir, Direktur CIA William Burns mengatakan pada konferensi Financial Times, badan intelijen AS belum melihat "bukti praktis" Presiden Rusia Vladimir Putin akan menggunakan senjata nuklir taktis di Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebelumnya mengklaim Putin dapat menggunakan senjata semacam itu.
“Kami tidak melihat, sebagai komunitas intelijen, bukti praktis pada titik ini dari perencanaan Rusia untuk penyebaran atau bahkan potensi penggunaan senjata nuklir taktis,” kata Burns di Washington DC.
Ia mengulangi penilaian serupa yang dia buat di awal April. Namun, Burns menambahkan menurut pendapatnya, Putin tidak percaya dia akan kalah.
Namun begitu, menurut Burns, AS harus tetap fokus sangat tajam pada potensi ancaman nuklir.
Kremlin bersikeras Rusia tidak akan menggunakan senjata nuklir terhadap tetangganya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Alexei Zaitsev menyatakan Rusia tegas mematuhi prinsip tidak ada pemenang dalam perang nuklir, dan itu tidak boleh dilepaskan.
Namun demikian, Presiden Ukraina Zelensky membuat pernyataan panas dia yakin Rusia dapat menggunakan senjata kimia atau nuklir untuk memenangkan kemenangan di Ukraina.
Zelensky menyerukan dunia untuk siap untuk kemungkinan itu. Media Barat juga berspekulasi tentang kemungkinan serangan nuklir semacam itu.
Mereka mengutip informasi Rusia telah menempatkan pasukan penangkal nuklirnya dalam siaga tinggi pada awal konflik Ukraina.
Apalagi Putin memberi peringatan kuat kekuatan luar yang mengganggu tujuan perang Rusia akan menghadapi konsekuensi yang “tidak pernah sebelumnya di dunia.
Tidak seperti jenis hulu ledak yang dipasang pada rudal balistik antarbenua, senjata taktis nuklir lebih kecil.
Perangkatnya berdaya rendah yang dapat dijatuhkan dari pesawat, dipasang pada rudal jarak pendek atau ditembakkan dari artileri.
Meskipun tidak ada definisi yang diakui secara internasional, hasil mereka biasanya bervariasi dari kurang dari satu kiloton hingga 100 kiloton.
Sebagai referensi, bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima selama Perang Dunia Kedua memiliki hasil 15 kiloton.
Rusia, yang memiliki sekitar 700 hulu ledak nuklir lebih banyak daripada AS, menegaskan mereka dapat menggunakan senjata nuklir dalam syarat kondisi tertentu.
Yaitu jika terjadi serangan nuklir pertama di wilayah atau infrastrukturnya, atau jika keberadaan negara Rusia terancam oleh senjata nuklir atau konvensional.(Tribunnews.com/RussiaToday/Southfront/Sputniknews/xna)