Konflik Rusia Vs Ukraina
UPDATE Rusia Lakukan Serangan Besar-besaran di Ukraina Timur untuk Rebut Donbas
Militer Rusia meluncurkan serangan ofensif skala penuh untuk menguasai wilayah timur Ukraina di sepanjang front yang luas mencapai lebih dari 480 km
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Militer Rusia meluncurkan serangan ofensif skala penuh untuk menguasai wilayah timur Ukraina di sepanjang front yang luas mencapai lebih dari 300 mil atau 480 kilometer, Senin (18/4/2022) kemarin.
Para pejabat Ukraina mengatakan, serangan ini menandai dimulainya fase baru invasi Rusia dan berpotensi menjadi klimaks perang Rusia-Ukraina.
“Pasukan Rusia telah memulai pertempuran di Donbas,” ujar Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dalam sebuah pidato pengumuman melalui siaran video seperti dikutip Associated Press, Selasa (19/4/2022).
Dia mengatakan “bagian penting dari seluruh tentara Rusia sekarang terkonsentrasi pada serangan ini.”
Donbas merupakan jantung industri Ukraina yang sebagian besar warganya berbahasa Rusia di bagian timur. Di wilayah ini terdapat kelompok separatis yang didukung Rusia dan sejak 8 tahun ini memerangi pasukan Ukraina.
Kelompok ini telah mendeklarasikan dua republik independen yang telah diakui oleh Rusia.
Dalam beberapa pekan terakhir, Kremlin menyatakan perebutan wilayah Donbas sebagai tujuan utama perang setelah upayanya menyerbu Kyiv gagal.
Setelah menarik diri dari ibu kota Kyiv, Rusia mulai berkonsolidasi dan memperkuat pasukan daratnya di timur untuk aksi serangan habis-habisan.

“Tidak peduli berapa banyak pasukan Rusia yang didorong ke sana, kami akan bertarung,” ujar Presiden Zelenskyy. “Kami akan membela diri. Kami akan melakukannya setiap hari.”
Staf umum militer Ukraina mengatakan, pasukan Rusia meningkatkan serangan di wilayah Luhansk dan Donetsk – keduanya merupakan bagian dari Donbas – serta di daerah Zaporizhzhia.

“Pagi ini, hampir di seluruh garis depan wilayah Donetsk, Luhansk dan Kharkiv, para penjajah berusaha menerobos pertahanan kami,” sebut Oleksiy Danilov, Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Ukraina, seperti dikutip media Ukraina.
“Militer kita bertahan. Mereka hanya melewati dua kota. Ini Kreminna dan kota kecil lainnya. Kami tidak menyerahkan wilayah kami,” ujarnya.
Sementara itu, di kota pelabuhan Mariupol selatan yang terkepung, Denys Prokopenko, komandan Resimen Azov dari Garda Nasional Ukraina yang bertahan melawan pasukan Rusia, dalam sebuah pesan video mengatakan, Rusia telah mulai menjatuhkan bom penghancur bunker pada baja Azovstal. pabrik tempat resimen itu bersembunyi.
Baca juga: UPDATE Invasi Rusia: Rudal di Lviv Tewaskan 7 Orang hingga 200 Ribu Warga Rusia Terancam Nganggur
Di pabrik yang luas itu terdapat terowongan terowongan tempat para pejuang dan warga sipil berlindung dandiyakini sebagai kantong perlawanan besar terakhir di kota yang hancur itu.
Semalam dan pada Senin lalu, Rusia membombardir kota barat Lviv dan banyak target lainnya di seluruh Ukraina dalam apa yang tampaknya merupakan upaya intensif untuk menghancurkan pertahanan negara.
Baca juga: Ratusan Ribu Warga Terkepung, Wakil PM Ukraina Meminta Rusia Buka Koridor Evakuasi dari Mariupol