Perdana Menteri Pakistan Tuduh Amerika Serikat Dalang di Balik Desakan Perubahan Rezim di Negaranya
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mengatakan langkah untuk menggulingkannya dari jabatannya adalah upaya perubahan rezim yang didukung Amerika.
Oposisi telah menunjuk Shehbaz Sharif, saudara dari mantan pemimpin yang mengasingkan diri Nawaz Sharif, untuk memimpin pemerintahan koalisi berikutnya jika Khan tersingkir.
Perdana menteri memiliki hubungan yang tegang dengan AS, setelah menolak undangan ke pertemuan puncak demokrasi Presiden Joe Biden pada bulan Desember dan memuji kemenangan Taliban di Afghanistan.
Kedua pemimpin masih belum berbicara melalui telepon.
Pada saat yang sama, Khan telah meningkatkan hubungan dengan China dan Rusia bahkan bertemu dengan Vladimir Putin di Moskow.
Sedangkan, rival Khan, Shehbaz Sharif telah berjanji untuk meningkatkan hubungan dengan AS dan Uni Eropa jika dia menang.
Gejolak politik mengguncang pasar Pakistan.
Rupee juga diperdagangkan pada rekor terendah terhadap dolar AS dan para ekonom mengatakan konflik tersebut dapat menghambat upaya pemerintah untuk menegosiasikan pelepasan angsuran pinjaman dari Dana Moneter Internasional.
Militer Pakistan, yang pernah menjadi penerima utama senjata Amerika, juga telah mengupayakan kebijakan luar negeri yang lebih seimbang setelah menjadi semakin bergantung pada China untuk persenjataan.
Khan bentrok dengan para jenderal top setelah secara terbuka tidak setuju dengan panglima militer atas promosi penting, merusak hubungan penting yang telah membantunya tetap berkuasa.
Lawan politik mantan pemain kriket itu mengkritik tindakan Khan yang menyalahkan AS.
"Ini bukan permainan. Ini bukan kriket,” Bilawal Bhutto Zardari, ketua bersama Partai Rakyat Pakistan, mengatakan pada hari Kamis.
“Kita harus memikirkan Pakistan terlebih dahulu dan taktik kekanak-kanakan seperti itu harus diakhiri,” lanjutnya.