Konflik Rusia Vs Ukraina
Pejabat AS Pergi ke Sejumlah Negara untuk Menambah Tekanan kepada Rusia
Pekan ini, para pejabat senior AS bepergian ke sejumlah negara untuk menekan Moskow atau merundingkan sanksi kepada Rusia atas invasinya di Ukraina.
TRIBUNNEWS.COM - Pekan ini, para pejabat senior AS bepergian ke sejumlah negara untuk menekan Moskow atau merundingkan sanksi kepada Rusia atas invasinya di Ukraina.
Dilansir CNA, Wakil Menteri Keuangan AS Wally Adeyemo dijadwalkan bertemu dengan pejabat senior di London, Brussels, Paris, dan Berlin.
Deputi Penasihat Keamanan Nasional untuk Ekonomi Internasional, Daleep Singh, mendesak pejabat India di New Delhi untuk mengurangi ketergantungan terhadap Rusia.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken membahas perang Ukraina dengan Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan di Maroko.
Upaya ini dilakukan saat dampak sanksi Barat terhadap bank, oligarki, dan perusahaan Rusia mulai melemah.

Baca juga: Data & Fakta Jelang MotoGP Argentina 2022: Ada Dampak Perang Rusia, Honda Hambar Tanpa Marquez
Baca juga: PM Trudeau Bertemu dengan Anggota Parlemen Ukraina
Amerika Serikat tengah mempertimbangkan langkah ekonomi lanjutan untuk mengisolasi Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Pada Februari lalu, AS dan sekutunya sepakat untuk memblokir akses Rusia pada SWIFT, jaringan sistem pembayaran terbesar di dunia.
Sanksi ini bertujuan mencegah Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menggunakan 630 miliar dolar AS yang tersimpan dalam bentuk cadangan mata uang asing.
Beberapa hari setelah sanksi dijatuhkan, nilai rubel, mata uang Rusia merosot.
Namun sebulan kemudian, nilai rubel pulih ke levelnya saat sebelum invasi.
Mata uang Rusia kembali naik usai pemerintah meminta perusahaan ekspor untuk menjual mata uang asing dan perusahaan mengumpulkan dana untuk melakukan pembayaran pajak kuartal akhir.
Saham di pasar saham Rusia diperdagangkan kembali, meski nilainya turun.
Bank Rusia VTB, target sanksi utama, tetap terbuka untuk bisnis di Eropa, yang mana telah mengumpulkan miliaran euro dalam bentuk deposito terutama dari nasabah Jerman.
Bank Rusia lainnya sedang mempertimbangkan sistem kartu kredit UnionPay China, setelah Visa dan Mastercard menangguhkan operasinya di Rusia.
Sanksi sejauh ini tidak menyebabkan ekonomi Rusia runtuh.
