Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Roman Abramovich, Pemilik Chelsea FC Diduga Diracun, Alami Radang Mata dan Kulit Wajah Mengelupas

Roman Abramovich, Oligark Rusia, disebut telah diracun dengan senjata kimia, hal tersebut terjadi setelah pertemuan negosiasi di Kiev.

Editor: Daryono
Ben STANSALL / AFP
(FILES) Dalam file foto ini diambil pada 21 Mei 2017 (FILES) Dalam file ini foto diambil pada 21 Mei 2017 Pemilik Chelsea dari Rusia Roman Abramovich bertepuk tangan, saat para pemain merayakan kemenangan gelar liga mereka di akhir pertandingan sepak bola Liga Premier antara Chelsea dan Sunderland di Stamford Bridge di London. Pemilik Chelsea Roman Abramovich pada 2 Maret 2022 menegaskan akan menjual klub Liga Inggris itu di tengah invasi Rusia ke Ukraina. Miliarder Rusia Abramovich telah memutuskan bahwa itu adalah "kepentingan terbaik" dari pemegang Liga Champions jika dia berpisah dengan klub yang telah dia ubah sejak pembeliannya pada tahun 2003. 

TRIBUNNEWS.COM - Roman Abramovich, Oligark Rusia, disebut telah diracun dengan senjata kimia.

Hal tersebut terjadi setelah pertemuan negosiasi di Kiev, 3 Maret 2022.

Seperti diketahui Roman Abramovich telah menjadi mediator-negosiator perdamaian antara Rusia dan Ukraina.

Pemilik Chelsea FC itu pun telah bolak - balik antara Moskow, Belarus dan tempat-tempat negosiasi lainnya sejak Rusia menginvasi Ukraina.

Selain Roman Abramovich, dua negosiator Ukraina juga menunjukkan gejala keracunan, menurut laporan Wall Street Journal (WSJ).

Disebutkan Oligark Rusia tersebut dan negosiator perdamaian Ukraina menderita beberapa gejala.

Gejala mencakup mata merah, robekan yang terus-menerus dan menyakitkan, dan kulit mengelupas di wajah dan tangan mereka, kata sumber.

Baca juga: Pasukan Rusia Coba Capai Perbatasan Administratif Wilayah Donetsk dan Lugansk

Dilaporkan, kini Abramovich dan negosiator Ukraina, termasuk anggota parlemen Tatar Krimea Rustem Umerov, telah membaik dan terselamatkan nyawa mereka.

Sumber itu pun menyalahkan Moskow atas serangan yang dicurigai tersebut, di mana mereka ingin menyabotase pembicaraan untuk mengakhiri perang.

Roman Abramovich
Roman Abramovich (IAN WALTON/GETTY IMAGES)

Para ahli menyebut insiden tersebut sulit untuk diselidiki, untuk menentukan apakah gejala disebabkan oleh senjata kimia atau biologis atau oleh semacam serangan radiasi elektromagnetik.

Menanggapi hal itu, Pejabat Ukraina, Negosiator Mykhailo Podolyak mengatakan ada banyak spekulasi, berbagai teori konspirasi.

Rustem Umerov, seorang anggota lain dari tim perunding, mendesak orang-orang untuk tidak mempercayai informasi yang belum diverifikasi.

Baca juga: Ukraina Sebut 5.000 Warga Sipil Tewas di Kota Mariupol Selama Invasi Rusia

Di sisi lain seorang pejabat AS mengatakan Abramovich dan negosiator perdamaian Ukraina bukan keracunan, melainkan disebabkan oleh faktor lingkungan.

"Intelijen menyebut kemungkinan hal tersebut adalah lingkungan."

Sementara itu dikutip Tribunnews dari Al Jazeera, penyelidikan soal dugaan keracunan Abramovich  diselenggarakan oleh Christo Grozev, seorang penyelidik di Bellingcat, sebuah outlet media investigasi.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved