Konflik Rusia Vs Ukraina
Pemerintah China Tuduh AS Berbohong, Tepis Isu Rusia Minta Bantuan Invasi ke Ukraina
Pemerintah China menepis kabar yang beredar bahwa Rusia meminta bantuan China membantu invasi di Ukraina
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah China segera memberikan klarifikasi kabar yang beredar terkait permintaan Rusia kepada Negeri Tirai Bambu agar membantu invasi ke Ukraina.
Seperti yang diberitakan, isunya, Rusia meminta bantuan Beijing agar memberikan bantuan militer di Ukraina.
Dikabarkan BBC, berita tersebut membuat AS memberi peringatan kepada Beijing.
JIka bantuan diberikan kepada Rusia, Beijing akan menghadapi konsekuensi.
Namun, China menyebut hal itu sebagai disinformasi.
Baca juga: Serangan Rusia di Wilayah Perbatasan Polandia Dianggap Ancaman Bagi NATO
Dalam sebuah konferensi pers di Beijing, seorang juru bicara kementerian luar negeri China menuduh Washington menyebarkan kebohongan tentang peran China dalam perang.
Juru bicara itu menegaskan China telah mengambil peran konstruktif mendesak perdamaian dan menyerukan negosiasi.
Adapun perang yang berlangsung di Ukraina memasuki hari ke-19, Senin (14/3/2022).
Sejak Rusia menginvasi Ukraina, Kamis (24/2/2022), jutaan warga Kyiv dari berbagai kota mengungsi.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky kembali mendesak NATO untuk menerapkan zona larangan terbang.
Pada hari ini, pembicaraan antara Rusia dan Ukraina berlangsung melalui pertemuan virtual.
Berikut ini Tribunnews.com rangkum peristiwa yang terjadi dalam konflik Rusia Vs Ukraina di hari ke-19, dikutip dari The Guardian.
- Kementerian Pertahanan Rusia mengakui bertanggung jawab atas serangan roket di Pusat Internasional untuk Penjaga Perdamaian dan Keamanan, sebuah pangkalan militer, di dekat perbatasan Polandia pada Minggu (13/3/2022).
- Korban tewas akibat serangan itu naik menjadi 35 orang.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyebut tindakan Rusia barbar.