Konflik Rusia Vs Ukraina
Serangan Rusia di Mariupol Ukraina: Menyerang Setiap 30 Menit, RS Anak Dibom hingga Tewaskan 3 Orang
Sedikitnya tiga orang tewas, termasuk seorang gadis muda, dalam serangan Rusia di sebuah rumah sakit anak-anak di Mariupol, Rabu.
Rumah sakit Mariupol bukan satu-satunya fasilitas medis anak-anak yang dirusak oleh pasukan Rusia pada Rabu.
Dua rumah sakit di Zhytomyr, sebelah barat ibu kota, Kyiv, jendelanya pecah akibat serangan udara Rusia terhadap pembangkit listrik tenaga panas dan bangunan sipil di kota itu.
Menurut Wali Kota Serhii Sukhomlyn, tidak ada korban jiwa dan semua orang berada di tempat perlindungan bom.
3 Orang Tewas
Sedikitnya tiga orang tewas, termasuk seorang gadis muda, dalam serangan Rusia di sebuah rumah sakit anak-anak di Mariupol, Rabu.
Serangan di rumah sakit anak-anak yang digambarkan oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy sebagai "kejahatan perang", telah memicu kemarahan internasional.
Baca juga: Rusia Diambang Krisis, Inflasi 20 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Anjlok 8 Persen
Baca juga: Amazon Bersama Google dan Microsoft Tangguhkan Layanan Cloud di Rusia
"Mengerikan bahwa tempat orang mencari bantuan telah menjadi salah satu kehancuran mutlak dan total."
"Ke mana keluarga dan anak-anak dapat berpaling jika bahkan rumah sakit tidak aman? Mereka tidak boleh menjadi medan perang di mana konflik berkecamuk dan anak-anak tak berdosa menjadi korban," kata Direktur Save the Children's Eropa Timur, Irina Saghoyan, Kamis, dikutip dari CNA.

Serangan itu, yang menurut pihak berwenang melukai wanita dalam persalinan dan meninggalkan anak-anak di reruntuhan, adalah insiden suram terbaru dari invasi 14 hari, serangan terbesar di negara Eropa sejak 1945.
Kehancuran itu terjadi meskipun Rusia berjanji untuk menghentikan penembakan, sehingga setidaknya beberapa warga sipil yang terperangkap dapat melarikan diri dari kota itu.
Baca juga: Rekaman Drone Tunjukkan Penyergapan Ukraina terhadap Tank Rusia
Baca juga: Rusia Akan Sita Aset Perusahaan Asing Yang Tinggalkan Negeri Itu
Badan Hak Asasi Manusia PBB mengatakan, misi pemantauannya sedang memverifikasi jumlah korban.
"Insiden itu menambah keprihatinan mendalam kami tentang penggunaan senjata secara sembarangan di daerah berpenduduk dan warga sipil yang terperangkap dalam permusuhan aktif di berbagai daerah," ucap juru bicara Liz Throssell.
Ukraina pun menuduh Rusia melanggar gencatan senjata di sekitar pelabuhan selatan.
"Penembakan membabi buta terus berlanjut," tulis Menteri Luar Negeri, Dmytro Kuleba di Twitter.
(Tribunnews.com/Nuryanti)