Konflik Rusia Vs Ukraina
Invasi Rusia Dinilai Dapat Rusak Pembicaraan Nuklir Iran
Akhir pekan lalu diprediksi sebagai kesempatan untuk membangkitkan kesepakatan nuklir Iran 2015 (JCPOA).
TRIBUNNEWS.COM - Akhir pekan lalu diprediksi sebagai kesempatan untuk membangkitkan kesepakatan nuklir Iran 2015 (JCPOA).
Pihak utama dalam pemicaraan mengisyaratkan bahwa kesepakatan sudah dekat.
Namun, rintangan yang tak terbayangkan muncul.
Dilansir CNN, Rusia, dikenal memiliki hubungan baik dengan Iran terkait konfliknya dengan Barat.
Baca juga: Invasi Rusia ke Ukraina Hari ke-13, Ini Peristiwa yang Terjadi
Baca juga: Menlu Rusia dan Ukraina Bakal Bertemu di Turki, Guna Capai Kesepakatan Damai

Pada Sabtu (5/3/2022) Rusia menegaskan kepentingan nasionalnya harus diperhitungkan untuk mencapai kesepakatan.
Pernyataan itu muncul setelah Teheran mengatakan pihaknya menyetujui peta jalan dengan pengawas nuklir PBB, untuk menyelesaikan masalah yang belum terselesaikan, pada Jumat (4/3/2022).
Ini menunjukkan bahwa pembicaraan hampir mencapai kesimpulan.
Langkah Rusia yang mengejutkan menunjukkan seberapa jauh Moskow bersedia menggunakan pengaruhnya untuk menekan Barat.
Baca juga: Rusia Dituding Targetkan Serangan pada Evakuasi Warga Sipil Ukraina
Baca juga: Kecam Pasukan Rusia yang Tembaki Pengungsi, Presiden Ukraina: Tak Ada Tempat yang Tenang bagi Anda
Sementara itu, Rusia sejak Kamis (24/2/2022) mengobarkan perang terhadap Ukraina.
Hal ini juga menunjukkan kesadaran Rusia bahwa Amerika Serikat membutuhkan perjanjian nuklir lebih dari sebelumnya, untuk menemukan pengganti gangguan pasokan minyak mentah Rusia di pasar global.
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian mengatakan Senin (7/3/2022) bahwa negaranya tidak akan "membiarkan faktor eksternal" mempengaruhi kepentingan nasional mereka dalam pembicaraan.
Dalam panggilan telepon pada Senin (7/3/2022), Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan kepada Amir-Abdollahian "bahwa resusitasi JCPOA harus memastikan bahwa semua pesertanya memiliki hak yang sama mengenai pengembangan kerja sama tanpa hambatan di semua bidang," kata kedutaan Rusia untuk Iran.
Baca juga: Isi Lengkap Pidato Pertama Presiden Ukraina Zelensky di Kantornya: Saya Tidak Takut pada Siapa pun
Baca juga: Angkatan Darat Ukraina Klaim Kuasai Sistem Arhanud Pantsir-S1 Ketiga Rusia

Stabilkan minyak
Pemulihan perjanjian nuklir 2015 antara kekuatan dunia dan Iran dapat membuat lebih dari satu juta barel minyak Iran yang terkena sanksi kembali ke pasar.
Peringatan Rusia datang ketika AS mengatakan bahwa mereka sedang menjajaki pelarangan impor minyak Rusia dengan sekutu Eropanya sebagai tanggapan atas invasi ke Ukraina.