Konflik Rusia Vs Ukraina
Daftar Negara yang Dianggap Rusia Tak Bersahabat: Kanada, Inggris, AS, hingga Jepang
Rusia merilis daftar negara yang dianggapnya tak bersahabat, di antaranya adalah Kanada, Inggris, AS, hingga Jepang.
Mengutip AlJazeera, koridor kemanusiaan itu, yang juga dibuka di Kharkiv, Mariupol, dan Sumy, sedang dipersiapkan atas permintaan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Lebih dari 1 Juta Orang Ukraina Mengungsi ke Polandia

Masih dari AlJazeera, sekitar 1,067 juta warga Ukraina telah melarikan diri ke Polandia sejak dimulainya invasi Rusia, termasuk 142.300 pengungsi baru pada Minggu, kata penjaga perbatasan Polandia.
"Lalu lintas di perbatasan Polandia-Ukraina meningkat, hari ini pukul 07.00, 42 ribu orang dari Ukraina tiba di Polandia," tulisnya di Twitter.
Seorang pejabat Prancis mengatakan situasi di Mariupol saat ini sedang sulit.
Baca juga: Uniqlo hingga McDonalds Putuskan Tetap Beroperasi di Rusia, Kritik di Media Sosial Berdatangan
Baca juga: Momen Tentara Ukraina Menikah di Tengah Invasi Rusia, Masih Pakai Seragam Militer
Sangat sedikit pengungsi dari kota strategis di Laut Azov yang berhasil keluar pada Sabtu (5/3/2022).
Tetapi, satu keluarga, yang tak menyebutkan nama mereka, tiba di pusat kota Dnipro dan menceritakan pengalaman mereka.
“Kami tinggal di ruang bawah tanah selama tujuh hari tanpa pemanas, listrik atau internet, dan kehabisan makanan dan air,” kata salah satu dari mereka, mengutip The Guardian.
“Di jalan, kami melihat ada mayat di mana-mana, orang Rusia dan Ukraina. Kami melihat orang-orang telah dikubur di ruang bawah tanah mereka.”
Kremlin mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin telah menyalahkan kegagalan gencatan senjata di Mariupol dan negara tetangga Volnovakha pada "nasionalis Ukraina".
Putin “memberi perhatian pada fakta bahwa Kyiv masih belum memenuhi kesepakatan yang dicapai mengenai masalah kemanusiaan akut ini”, kata Kremlin.
“Dan jeda dalam permusuhan sekali lagi hanya digunakan untuk membangun kekuatan dan sarana di posisi mereka.”
Menolak bantahan Moskow, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mengatakan kepada CNN, "Kami telah melihat laporan yang sangat kredibel tentang serangan yang disengaja terhadap warga sipil, yang merupakan kejahatan perang."
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)