Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Putin Gambarkan Sanksi atas Rusia terkait Invasi ke Ukraina seperti Deklarasi Perang

Putin menggambarkan sanksi yang dijatuhkan oleh negara-negara Barat atas invasinya ke Ukraina sebagai "mirip dengan deklarasi perang".

AFP/HANDOUT
Dalam pengambilan video ini diambil dari cuplikan selebaran yang tersedia pada 24 Februari 2022 di situs web resmi Presiden Rusia (kremlin.ru) Presiden Rusia Vladimir Putin berpidato di hadapan bangsa di Kremlin di Moskow. - Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan "operasi militer" di Ukraina pada 24 Februari dan meminta tentara di sana untuk meletakkan senjata mereka, menentang kemarahan Barat dan seruan global untuk tidak melancarkan perang. (Photo by Handout / KREMLIN.RU / AFP) 

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengutuk NATO karena mengesampingkan zona larangan terbang.

Namun, para pemimpin Barat mengatakan memperkenalkan tindakan itu akan menjadi eskalasi.

Putin juga mengatakan dia tidak punya rencana untuk mengumumkan darurat militer di Rusia.

Dia menambahkan bahwa langkah seperti itu hanya akan diambil dalam "contoh agresi eksternal, di area aktivitas militer tertentu".

Baca juga: Rusia-Ukraina Gelar Pertemuan Perdamaian Ketiga Senin Esok

"Tapi kami tidak memiliki situasi seperti itu dan saya harap kami tidak akan memilikinya," katanya.

Diwartakan BBC, ada desas-desus bahwa Putin berencana untuk mengumumkan darurat militer, yaitu ketika hukum sipil normal ditangguhkan atau militer mengambil alih fungsi pemerintah.

Dia mengatakan ada keadaan darurat khusus lainnya yang dapat digunakan dalam kasus "ancaman eksternal berskala besar".

Tetapi dia juga tidak memiliki rencana untuk memperkenalkannya.

Baca juga: Kenaikan Harga dan Perang Rusia-Ukraina Dorong IHSG Tampil Perkasa dan Cetak Rekor

Perdana Menteri Israel Naftali Bennett berbicara pada rapat kabinet mingguan di Yerusalem, (8/8/2021). (RONEN ZVULUN/ POOL/AFP)
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett berbicara pada rapat kabinet mingguan di Yerusalem, (8/8/2021). (RONEN ZVULUN/ POOL/AFP) (AFP/RONEN ZVULUN)

Sementara itu, langkah-langkah diplomatik terus berlanjut di sela-sela konflik.

Perdana Menteri Israel Naftali Bennett bertemu dengan Putin di Moskow pada Sabtu (5/3/2022) dan berdiskusi selama tiga jam tentang perang.

Bennett kemudian menuju ke Berlin untuk bertemu Kanselir Jerman Olaf Scholz.

Sebagai seorang Yahudi Ortodoks, dia melanggar Shabbat untuk bepergian, yang diperbolehkan menurut hukum Yahudi jika nyawa manusia dipertaruhkan.

Baca juga: 50 Pesawat Barat dengan Perangkat Keras Militer Dikabarkan Mendarat di Ukraina Jelang Operasi Rusia

Olaf Scholz saat menyampaikan pernyataan pers di markas besar partai di Berlin pada 27 September 2021, satu hari setelah pemilihan umum.
Olaf Scholz saat menyampaikan pernyataan pers di markas besar partai di Berlin pada 27 September 2021, satu hari setelah pemilihan umum. (Christof STACHE / AFP)

Meskipun Israel adalah sekutu utama AS, Bennett telah berusaha menjaga hubungan baik dengan Rusia. Presiden Ukraina Zelensky, yang adalah seorang Yahudi, telah meminta Israel untuk menengahi dalam krisis tersebut.

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, telah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, mengatakan kepadanya bahwa dia kagum dengan keberaniannya melawan Rusia.

Kedua pria itu bertemu di perbatasan Polandia-Ukraina.

Kuleba menegaskan kembali keinginan dan optimismenya untuk mendapatkan lebih banyak dukungan militer dari NATO, termasuk zona larangan terbang.

Berita lain terkait dengan Konflik Rusia Vs Ukraina

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved