Konflik Rusia Vs Ukraina
Bayi Ukraina Lahir di Bunker saat Rusia Memborbardir Rumah Sakit, Bangsal Bersalin Terkena Rudal
Seorang bayi lahir di sebuah bunker rumah sakit saat bangsal bersalin, tempat di mana seharusnya ia dilahirkan, dibombardir oleh Rusia.
Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada hari Rabu bahwa ia "sangat prihatin" dengan laporan serangan terhadap fasilitas kesehatan.
Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pihaknya bekerja untuk memverifikasi laporan tersebut.
Ia menambahkan bahwa serangan terhadap layanan kesehatan akan melanggar hukum humaniter internasional.
Sementara itu, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson melangkah lebih jauh.
Ia secara eksplisit menuduh pasukan Vladimir Putin melakukan kejahatan perang.
Johnson mengatakan tindakan mengerikan terjadi hampir setiap jam karena pusat-pusat populasi menjadi sasaran rudal.
"Apa yang telah kita lihat dari rezim Vladimir Putin, dalam penggunaan amunisi yang telah mereka jatuhkan pada warga sipil tak berdosa, dalam pandangan saya sudah sepenuhnya memenuhi syarat sebagai kejahatan perang," kata Johnson kepada anggota parlemen Inggris pada hari Rabu.
Jaksa Pengadilan Pidana Internasional (ICC) pada hari Rabu mengatakan pihaknya akan segera membuka penyelidikan atas kemungkinan kejahatan perang di Ukraina.
Langkah itu dilakukan ICC setelah didesak oleh 39 negara.

Sementara itu di Zhytomyr, Dr Volodymyrivna mengatakan bangsal bersalin tidak lagi berfungsi.
Semua wanita dan bayi telah dievakuasi ke berbagai kota di wilayah tersebut.
Vitalina Cherepanska, seorang dokter perawatan darurat, mengatakan dari 150 pasien di unitnya di rumah sakit, hanya 30 yang masih tersisa karena mereka terlalu sakit untuk dipindahkan.
"Mereka yang sakit kritis dengan Covid dan oksigen telah ditinggalkan di sejumlah kecil kamar yang tidak terlalu rusak yang dapat kami tempati saat itu," katanya kepada The Independent.
"Relawan membantu untuk sementara memperbaiki jendela dengan kayu, untuk mencegah dingin karena suhu minus."
Dia mengatakan curahan dukungan membuatnya terus berjalan.
"Pertama saya panik, saya putus asa," katanya.
"Tapi kemudian ketika saya melihat motivasi, kesediaan semua orang untuk saling membantu, saya melupakan keputusasaan."
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)