Konflik Rusia Vs Ukraina
Kekuatan Militernya Jelas Lebih Unggul, Mengapa Rusia Belum Bisa Kuasai Wilayah Udara Ukraina?
Sebelum invasi dimulai, intelijen AS memperkirakan bahwa kekuatan udara besar yang dimiliki Rusia akan dengan cepat mendominasi langit Ukraina.
Sebab beberapa pasukan darat dikirim lebih jauh di depan, di luar jangkauan pertahanan udaranya.
Ini membuat tentara Rusia rentan terhadap serangan dari pasukan Ukraina, ditambah harus melawan drone canggih Turki dan rudal anti-tank AS dan Inggris.
David Deptula, pensiunan jenderal bintang tiga Angkatan Udara AS yang pernah memimpin zona larangan terbang di Irak utara, mengaku terkejut bahwa Rusia tidak bekerja lebih keras untuk membangun dominasi udara sejak awal.
"Rusia menemukan bahwa mengoordinasikan operasi multi-domain tidak mudah," kata Deptula kepada Reuters.
"Dan bahwa mereka tidak sebaik yang mereka duga."
Sementara Rusia berkinerja buruk, militer Ukraina sejauh ini melebihi harapan.
Pengalaman Ukraina bertempur dengan pasukan separatis yang didukung Rusia di timur selama delapan tahun terakhir ini didominasi perang parit gaya Perang Dunia Pertama.
Sebaliknya, pasukan Rusia mendapat pengalaman tempur di Suriah, di mana mereka melakukan intervensi di pihak Presiden Bashar al-Assad, dan menunjukkan beberapa kemampuan untuk menyinkronkan manuver darat dengan serangan udara dan pesawat tak berawak.
Ahli menilai, kemampuan Ukraina tetap menerbangkan jet Angkatan Udara adalah bukti nyata ketahanan negara dalam menghadapi serangan dan menjadi pendorong moral, baik untuk militer dan rakyat Ukraina.
Hal ini juga mendorong isu mitologi Angkatan Udara Ukraina, termasuk kisah tentang seorang pilot jet tempur Ukraina yang konon berhasil menjatuhkan enam pesawat Rusia, dijuluki sebagai "The Ghost of Kyiv".

Baca juga: Wawancara Eksklusif dengan Eks Dubes RI di Ukraina: Masyarakat di Sana Ramah, Tak Ingin Konfrontasi
Baca juga: AS Sebut Kemajuan Militer Rusia di Ibu Kota Ukraina Terhenti, Konvoi di Kyiv Hampir Tak Bergerak
Menurut penelusuran Reuters, sebuah klip dari videogame Digital Combat Simulator disalahartikan dan diklaim bahwa itu adalah jet tempur Ukraina yang menembak jatuh sebuah pesawat Rusia.
Amerika Serikat memperkirakan bahwa Rusia menggunakan lebih dari 75 pesawat dalam invasi Ukraina, kata pejabat senior AS.
Menjelang invasi, para pejabat memperkirakan bahwa Rusia berpotensi menyiapkan ratusan ribu pesawat di Angkatan Udaranya untuk misi Ukraina.
Namun, pejabat senior AS pada Selasa menolak untuk memperkirakan berapa banyak pesawat tempur Rusia, termasuk helikopter serang, yang mungkin masih tersedia dan di luar Ukraina.
"Kami memiliki indikasi bahwa mereka kehilangan beberapa (pesawat), tetapi begitu juga dengan Ukraina," kata pejabat itu.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)