Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Kekuatan Militernya Jelas Lebih Unggul, Mengapa Rusia Belum Bisa Kuasai Wilayah Udara Ukraina?

Sebelum invasi dimulai, intelijen AS memperkirakan bahwa kekuatan udara besar yang dimiliki Rusia akan dengan cepat mendominasi langit Ukraina.

Penulis: Ika Nur Cahyani
AFP/MAXIM GUCHEK
Helikopter militer Mil Mi-8MTV-5 Belarusia terbang di atas lapangan selama latihan gabungan angkatan bersenjata Rusia dan Belarusia sebagai bagian dari inspeksi Pasukan Respons Negara Serikat, di lapangan tembak dekat kota Osipovichi di luar Minsk pada 17 Februari , 2022. (Photo by Maxim GUCHEK / BELTA / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM - Sebelum invasi dimulai, intelijen AS memperkirakan bahwa kekuatan udara besar yang dimiliki Rusia akan secara cepat mendominasi langit Ukraina.

Namun, prediksi itu meleset lantaran sudah hampir sepekan membombardir Ukraina, Rusia belum bisa mengamankan wilayah udara.

Dilansir CNA, Moskow bertindak lebih hati-hati dengan kekuatan udaranya hingga pejabat AS pun merasa heran dengan sikap ini. 

"Mereka belum tentu mau mengambil risiko tinggi dengan pesawat mereka sendiri dan pilot mereka sendiri," kata seorang pejabat senior pertahanan AS, yang berbicara dengan syarat anonim.

Meski jumlah dan daya tembaknya kalah saing dengan Rusia, nyatanya Angkatan Udara Ukraina masih terbang di wilayahnya.

Baca juga: Perusahaan Pelayaran Maersk dan Hapag Lloyd Hentikan Kiriman Barang ke Pelabuhan Rusia

Baca juga: Pria Ukraina Berburu Senjata Api di Tengah Invasi, Sadar Rusia Tak akan Berhenti Menyerang

Perbedaan Angkatan Udara Ukraina vs Rusia
Perbedaan Angkatan Udara Ukraina vs Rusia (Sky News)

Setelah Putin meluncurkan invasi pada Kamis (24/2/2022), para analis memperkirakan militer Rusia akan segera menghancurkan Angkatan Udara dan pertahanan udara Ukraina.

"(Itu akan menjadi) langkah selanjutnya yang logis dan diantisipasi secara luas, seperti yang terlihat di hampir setiap konflik militer sejak 1938," tulis think-tank RUSI di London, dalam sebuah artikel berjudul The Mysterious Case of the Missing Russian Air Force.

Sebaliknya, jet tempur Angkatan Udara Ukraina masih melakukan serangan udara dan serangan darat tingkat rendah, sementara Rusia terbang melalui wilayah udara yang diperebutkan.

Pasukan Ukraina dengan roket surface-to-air mampu mengancam pesawat Rusia dan menciptakan risiko bagi pilot Rusia yang mendukung pasukan di darat.

"Ada banyak hal yang mereka lakukan yang membingungkan," kata Rob Lee, seorang spesialis militer Rusia di Foreign Policy Research Institute.

Ia mengira Rusia akan mengerahkan kekuatan maksimum di awal perang.

"Karena setiap hari ada biaya dan risikonya naik. Dan mereka tidak melakukan itu dan itu sangat sulit untuk dijelaskan karena alasan yang realistis," ujarnya.

Keheranan para pengamat militer terkait pergerakan Angkatan Udara Rusia muncul setelah Presiden AS Joe Biden menolak permintaan Ukraina untuk menetapkan zona larangan terbang.

Penetapan zona larangan terbang di Ukraina terhadap Rusia, dapat menyeret AS ke dalam konflik secara langsung.

Pakar militer melihat kurangnya koordinasi Angkatan Udara Rusia dengan formasi pasukan darat.

Citra satelit yang diambil pada Senin (28/2/2022) menunjukkan konvoi besar-besaran militer Rusia di utara Ibu Kota Ukraina, Kyiv.
Citra satelit yang diambil pada Senin (28/2/2022) menunjukkan konvoi besar-besaran militer Rusia di utara Ibu Kota Ukraina, Kyiv. (MAXAR via CNN)

Sebab beberapa pasukan darat dikirim lebih jauh di depan, di luar jangkauan pertahanan udaranya.

Ini membuat tentara Rusia rentan terhadap serangan dari pasukan Ukraina, ditambah harus melawan drone canggih Turki dan rudal anti-tank AS dan Inggris.

David Deptula, pensiunan jenderal bintang tiga Angkatan Udara AS yang pernah memimpin zona larangan terbang di Irak utara, mengaku terkejut bahwa Rusia tidak bekerja lebih keras untuk membangun dominasi udara sejak awal.

"Rusia menemukan bahwa mengoordinasikan operasi multi-domain tidak mudah," kata Deptula kepada Reuters.

"Dan bahwa mereka tidak sebaik yang mereka duga."

Sementara Rusia berkinerja buruk, militer Ukraina sejauh ini melebihi harapan.

Pengalaman Ukraina bertempur dengan pasukan separatis yang didukung Rusia di timur selama delapan tahun terakhir ini didominasi perang parit gaya Perang Dunia Pertama.

Sebaliknya, pasukan Rusia mendapat pengalaman tempur di Suriah, di mana mereka melakukan intervensi di pihak Presiden Bashar al-Assad, dan menunjukkan beberapa kemampuan untuk menyinkronkan manuver darat dengan serangan udara dan pesawat tak berawak.

Ahli menilai, kemampuan Ukraina tetap menerbangkan jet Angkatan Udara adalah bukti nyata ketahanan negara dalam menghadapi serangan dan menjadi pendorong moral, baik untuk militer dan rakyat Ukraina.

Hal ini juga mendorong isu mitologi Angkatan Udara Ukraina, termasuk kisah tentang seorang pilot jet tempur Ukraina yang konon berhasil menjatuhkan enam pesawat Rusia, dijuluki sebagai "The Ghost of Kyiv".

Gambar selebaran yang dirilis di halaman Facebook Kementerian Dalam Negeri Ukraina pada 1 Maret 2022 menunjukkan asap setelah serangan rudal yang menargetkan pusat televisi ibukota Ukraina di Kyiv.
 (Photo by UKRAINIAN INTERIOR MINISTRY PRESS SERVICES / AFP)
Gambar selebaran yang dirilis di halaman Facebook Kementerian Dalam Negeri Ukraina pada 1 Maret 2022 menunjukkan asap setelah serangan rudal yang menargetkan pusat televisi ibukota Ukraina di Kyiv. (Photo by UKRAINIAN INTERIOR MINISTRY PRESS SERVICES / AFP) (AFP/-)

Baca juga: Wawancara Eksklusif dengan Eks Dubes RI di Ukraina: Masyarakat di Sana Ramah, Tak Ingin Konfrontasi

Baca juga: AS Sebut Kemajuan Militer Rusia di Ibu Kota Ukraina Terhenti, Konvoi di Kyiv Hampir Tak Bergerak

Menurut penelusuran Reuters, sebuah klip dari videogame Digital Combat Simulator disalahartikan dan diklaim bahwa itu adalah jet tempur Ukraina yang menembak jatuh sebuah pesawat Rusia.

Amerika Serikat memperkirakan bahwa Rusia menggunakan lebih dari 75 pesawat dalam invasi Ukraina, kata pejabat senior AS.

Menjelang invasi, para pejabat memperkirakan bahwa Rusia berpotensi menyiapkan ratusan ribu pesawat di Angkatan Udaranya untuk misi Ukraina.

Namun, pejabat senior AS pada Selasa menolak untuk memperkirakan berapa banyak pesawat tempur Rusia, termasuk helikopter serang, yang mungkin masih tersedia dan di luar Ukraina.

"Kami memiliki indikasi bahwa mereka kehilangan beberapa (pesawat), tetapi begitu juga dengan Ukraina," kata pejabat itu.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved