Konflik Rusia Vs Ukraina
Kekuatan Militernya Jelas Lebih Unggul, Mengapa Rusia Belum Bisa Kuasai Wilayah Udara Ukraina?
Sebelum invasi dimulai, intelijen AS memperkirakan bahwa kekuatan udara besar yang dimiliki Rusia akan dengan cepat mendominasi langit Ukraina.
TRIBUNNEWS.COM - Sebelum invasi dimulai, intelijen AS memperkirakan bahwa kekuatan udara besar yang dimiliki Rusia akan secara cepat mendominasi langit Ukraina.
Namun, prediksi itu meleset lantaran sudah hampir sepekan membombardir Ukraina, Rusia belum bisa mengamankan wilayah udara.
Dilansir CNA, Moskow bertindak lebih hati-hati dengan kekuatan udaranya hingga pejabat AS pun merasa heran dengan sikap ini.
"Mereka belum tentu mau mengambil risiko tinggi dengan pesawat mereka sendiri dan pilot mereka sendiri," kata seorang pejabat senior pertahanan AS, yang berbicara dengan syarat anonim.
Meski jumlah dan daya tembaknya kalah saing dengan Rusia, nyatanya Angkatan Udara Ukraina masih terbang di wilayahnya.
Baca juga: Perusahaan Pelayaran Maersk dan Hapag Lloyd Hentikan Kiriman Barang ke Pelabuhan Rusia
Baca juga: Pria Ukraina Berburu Senjata Api di Tengah Invasi, Sadar Rusia Tak akan Berhenti Menyerang

Setelah Putin meluncurkan invasi pada Kamis (24/2/2022), para analis memperkirakan militer Rusia akan segera menghancurkan Angkatan Udara dan pertahanan udara Ukraina.
"(Itu akan menjadi) langkah selanjutnya yang logis dan diantisipasi secara luas, seperti yang terlihat di hampir setiap konflik militer sejak 1938," tulis think-tank RUSI di London, dalam sebuah artikel berjudul The Mysterious Case of the Missing Russian Air Force.
Sebaliknya, jet tempur Angkatan Udara Ukraina masih melakukan serangan udara dan serangan darat tingkat rendah, sementara Rusia terbang melalui wilayah udara yang diperebutkan.
Pasukan Ukraina dengan roket surface-to-air mampu mengancam pesawat Rusia dan menciptakan risiko bagi pilot Rusia yang mendukung pasukan di darat.
"Ada banyak hal yang mereka lakukan yang membingungkan," kata Rob Lee, seorang spesialis militer Rusia di Foreign Policy Research Institute.
Ia mengira Rusia akan mengerahkan kekuatan maksimum di awal perang.
"Karena setiap hari ada biaya dan risikonya naik. Dan mereka tidak melakukan itu dan itu sangat sulit untuk dijelaskan karena alasan yang realistis," ujarnya.
Keheranan para pengamat militer terkait pergerakan Angkatan Udara Rusia muncul setelah Presiden AS Joe Biden menolak permintaan Ukraina untuk menetapkan zona larangan terbang.
Penetapan zona larangan terbang di Ukraina terhadap Rusia, dapat menyeret AS ke dalam konflik secara langsung.
Pakar militer melihat kurangnya koordinasi Angkatan Udara Rusia dengan formasi pasukan darat.
