Konflik Rusia Vs Ukraina
Indonesia Bisa Berperan dalam Penyelesaikan Konflik Rusia-Ukraina, Lewat Majelis Umum PBB dan ASEAN
Analis Politik Internasional, Drs Ign Agung Setiawan SE S.IKom MSi PhD mengatakan Indonesia bisa ambil peran dalam penyelesaian konflik Rusia-Ukraina.
Lebih lanjut Agung mengungkapkan, Indonesia juga bisa bermain lewat Majelis Umum PBB agar konflik Rusia-Ukraina bisa segera berakhir.
Indonesia bisa membentuk opini publik lewat Majelis Umum PBB dan meminta Rusia untuk segera menarik pasukannya dari Ukraina.
"Indonesia bisa bermain dalam Majelis Umum PBB, ya kalau bermain di Dewan Keamanan PBB jelas susah, karena pasti akan di veto oleh Rusia. Tetapi kalau Majelis Umum PBB barangkali masih bisa."
"Karena itu kan semua negara-negara di dunia itu kan anggota Majelis Umum PBB. Nah itu kan bisa membentuk opini publik dalam hal ini untuk segera menyelesaikan konflik Rusia dan Ukraina, memaksa Rusia untuk menarik pasukannya dari Ukraina," ungkap Agung.
Baca juga: Usai Negosiasi di Belarusia Gagal, Rusia dan Ukraina Sepakat Gelar Pertemuan Kedua
Indonesia Bisa Gunakan Kartu ASEAN
Agung mengatakan, Indonesia adalah negara terbesar di Asia Tenggara dan sebentar lagi Indonesia akan menjadi Ketua ASEAN.
Menurut Kaprodi Hubungan Internasional FISIP UNS ini, Indonesia bisa mengunakan ASEAN untuk upaya penyelesaian konflik Rusia-Ukraina.
Pasalnya ASEAN memiliki partnership dengan Rusia, sehingga bisa menjadi peluang untuk upaya diplomasi.
"Sebentar lagi tahun depan Indonesia akan menjadi Ketua ASEAN. Dan saya kira kartu ASEAN ini bisa dimainkan oleh Indonesia."
"Karena ASEAN ini kan mempunyai partnership dengan Rusia, ini kan bisa menjadi potensi untuk berdiplomasi Indonesia dengan Rusia," jelas Agung.
Baca juga: Mahkamah Internasional akan Lakukan Penyelidikan atas Dugaan Kejahatan Perang Rusia
Presiden Prancis Macron Telepon Putin Bahas Ukraina, Minta Rusia Terapkan Gencatan Senjata
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Presiden Prancis, Emmanuel Macron berbicara dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, Senin (28/2/2022).
Menurut Istana Elysée, panggilan dengan Putin berlangsung selama 1 jam 30 menit.
Diberitakan CNN, Macron mendesak perlunya menerapkan gencatan senjata segera.
Ia mengulangi tuntutan masyarakat internasional untuk menghentikan serangan Rusia di Ukraina.
Baca juga: Pengamat Barat Remehkan Tentara Rusia yang Tak Mampu Rebut Ibu Kota Kyiv: Mereka Cuma Macan Kertas