Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Bisnisnya Terancam Sanksi, Dua Miliarder Rusia Minta Putin Hentikan Perang di Ukraina

Dua miliarder Rusia, Mikhail Fridman dan Oleg Deripaska menentang invasi skala penuh yang dilancarkan Moskow ke Ukraina.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Sky News
Vladimir Putin. Dua miliarder Rusia, Mikhail Fridman dan Oleg Deripaska menentang invasi skala penuh yang dilancarkan Moskow ke Ukraina. 

"Krisis ini akan menelan korban jiwa dan merusak dua negara yang telah bersaudara selama ratusan tahun," tulisnya.

"Meskipun solusi tampaknya sangat jauh, saya hanya bisa bergabung dengan mereka yang memiliki keinginan kuat untuk mengakhiri pertumpahan darah," tambahnya.

Perusahaan LetterOne milik Fridman memiliki aset di unit Ritel L1 termasuk pengecer makanan kesehatan Inggris Holland & Barrett, serta jaringan supermarket Spanyol DIA dan penyedia layanan telepon seluler Turkcell, yang memiliki pelanggan di Turki, Ukraina, Belarusia, dan Siprus.

Fridman dan Deripaska merupakan segelintir tokoh terkemuka Rusia yang meminta Presiden Vladimir Putin menghentikan operasi militer di Ukraina.

Kendati demikian, lebih banyak oligarki Rusia yang tetap bungkam mengenai agresi militer.

Sanksi-sanksi yang dijatuhkan Barat mungkin mulai menekan elit Moskow dari dunia bisnis dan keuangan sehingga mereka menyuarakan penolakan terhadap invasi.

Orang-orang terkaya di Rusia diperkirakan akan menghadapi pergolakan ekonomi yang signifikan jika sanksi terhadap Moskow terus meningkat.

Sanksi yang merugikan salah satunya yakni didepaknya beberapa bank Rusia dari sistem pembayaran perbankan global Swift.

Baca juga: 7 Fakta Menarik tentang Rusia: Benteng Terbesar di Dunia Ada di Rusia

Baca juga: Putin Perintahkan Pasukan Nuklir Rusia Siaga Tinggi, Uni Eropa Jatuhkan Sanksi Baru, AS Beri Kecaman

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen (kiri) dan wakil presiden yang bertanggung jawab atas Kebijakan Luar Negeri Josep Borrell (kanan) memberikan pernyataan pers bersama tentang serangan Rusia ke Ukraina, di Brussels pada 24 Februari 2022, KTT khusus Uni yang disebut hari ini untuk
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen (kiri) dan wakil presiden yang bertanggung jawab atas Kebijakan Luar Negeri Josep Borrell (kanan) memberikan pernyataan pers bersama tentang serangan Rusia ke Ukraina, di Brussels pada 24 Februari 2022, KTT khusus Uni yang disebut hari ini untuk "membahas krisis dan tindakan lebih lanjut" yang "akan memberikan konsekuensi besar dan berat pada tindakan atas tindakannya".(Photo by Kenzo TRIBOUILLARD / POOL / AFP) (AFP/KENZO TRIBOUILLARD)

Uni Eropa Jatuhkan Sanksi Baru

Uni Eropa menjatuhkan sanksi lebih lanjut terhadap Rusia setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan pasukan pencegah nuklir siaga tinggi.

Diantaranya yakni pembiayaan senjata untuk Ukraina, larangan total terhadap pesawat Rusia di wilayah udara Uni Eropa, dan membatasi media yang dikelola Kremlin.

Langkah-langkah ini datang dari sanksi yang sudah dijatuhkan oleh negara-negara Barat, termasuk pembekuan aset di bank-bank besar dan individu kaya, termasuk Putin sendiri.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani/Nuryanti)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved