Konflik Rusia Vs Ukraina
Rusia Klaim Lumpuhkan 800 Lebih Infrastruktur Militer Milik Ukraina
Militer Rusia mengklaim telah melumpuhkan 800 lebih infrastruktur militer milik Ukraina.
Dari foto yang beredar, menunjukkan rudal dari Rusia jatuh pada sekitar lantai 10 dari gedung itu, CNN melaporkan.
Belum diketahui secara jelas mengapa serangan rudal ini menyasar ke apartemen penduduk.
Baca juga: Rusia Invasi Ukraina, Harga Gandum Meroket, Turki Jamin Warganya Tak Kekurangan Stok
Walikota Kiev, Vitaliy Klitschko, menyebut pihaknya telah menyiapkan posko darurat di sekitar kejadian.
Namun, belum diketahui pasti apakah ada korban akibat serangan itu.
Sementara itu, penampak apartemen yang hancur akibat serangan rudal juga diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba melalui akun Twitter-nya, Sabtu pagi.
"Kyiv, kota kami yang indah dan damai, selamat satu malam lagi di bawah serangan pasukan darat Rusia, rudal," tulisnya.
"Saya menuntut dunia: mengisolasi Rusia sepenuhnya, mengusir duta besar, embargo minyak, merusak ekonominya. Hentikan penjahat perang Rusia!," lanjut dia.
Militer Ukraina Sebut Lebih dari 3.500 Tentara Rusia Tewas dalam Invasi
Pihak Kementerian Pertahanan Ukraina juga buka suara perihal hari ketiga invasi Rusia yang menyerang negaranya.
Militer Ukraina melaporkan kerugian yang dialami musuhnya, Rusia.
Ukraina mengklaim ada lebih dari 3.500 personel tentara Rusia tewas dalam perang, dikutip dari BBC, Sabtu (26/2/2022).
Hal itu disampaikan pihak militer Ukraina melalui halaman Facebook-nya.
Baca juga: Tentara Ukraina: Pasukan Rusia Menyerbu Kyiv dari Berbagai Arah
Selain korban pasukan Rusia yang tewas, Ukraina juga menahan sebanyak 200 tentara Rusia.
Mereka menambahkan bahwa Rusia juga telah kehilangan 14 pesawat, 8 helikopter, dan 102 tank sejauh ini, BBC belum memverifikasi klaim ini secara independen.
Sementara, Rusia sejauh ini juga belum mengakui adanya pasukannya yang menjadi korban.
Jumlah pasukan Rusia yang tumbang dalam konflik invasi ini juga disampaikan Wakil Menteri Pertahanan Ukraina, Hanna Malyar lewat postingan Facebook resminya.
(Tribunnews.com/Shella Latifa)