Konflik Rusia Vs Ukraina
Putin Izinkan Operasi Militer ke Ukraina, Perang Telah Dimulai
Selain ledakan di Kyiv, tembakan terdengar di dekat Bandara Boryspil, kantor berita Interfax melaporkan mengutip media lokal.
Diplomasi kini goyah
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Luar Negeri Perancis Jean-Yves Le Drian membatalkan pertemuan terpisah dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov.
KTT antara Presiden AS Joe Biden dan Putin, yang dilancarkan oleh Perancis pada awal minggu ini, tampaknya tidak mungkin terjadi.
Sementara Putin mengatakan dia selalu terbuka untuk menemukan solusi diplomatik, tetapi kepentingan Rusia dan keamanan warganya adalah absolut.
Amerika Serikat (AS) pada Rabu (23/2/2022) mengatakan, Presiden Rusia Vladimir Putin sudah sesiap mungkin memerintahkan invasi skala penuh ke Ukraina.
AS juga mengeklaim, hampir 100 persen pasukan militer Rusia sudah siap melakukan invasi.
"Kami hari ini menilai bahwa dia mendekati 100 persen dari semua pasukan yang kami antisipasi akan dikerahkan. Sudah hampir 100 persen," kata seorang pejabat pertahanan AS kepada wartawan tanpa menyebut nama, dikutip dari AFP.
Pejabat itu mengatakan, 80 persen dari sekitar 150.000 lebih pasukan Rusia di sepanjang perbatasan Ukraina berada dalam posisi siap, tersebar dalam formasi serangan dalam beberapa kilometer dari perbatasan.
"Dia (Putin) sudah siap semampunya," kata pejabat itu.
"Apakah mereka benar-benar bergerak atau tidak, itu terserah Putin ... Mereka bisa bergerak kapan saja sekarang."
Meski Presiden AS Joe Biden pada Selasa (22/2/2022) mengatakan bahwa invasi sedang dimulai, pejabat pemerintah berkata, belum ada bukti bahwa pasukan Rusia telah melintasi perbatasan ke Ukraina.
"Kami masih belum bisa memastikan bahwa pasukan militer Rusia telah bergerak di daerah Donbass," kata pejabat pertahanan itu.

Perang Terencana
Amerika Serikat dan sekutu bakal merespons dengan cara bersatu dan tegas terhadap serangan yang tidak beralasan dan tidak bisa dibenarkan oleh pasukan militer Rusia di Ukraina, Presiden AS Joe Biden menegaskan.
"Presiden (Vladimir) Putin telah memilih perang terencana yang akan membawa korban jiwa dan penderitaan manusia," kata Biden dalam sebuah pernyataan, Kamis (24/2), setelah ledakan terdengar di ibu kota Ukraina, Kyiv.