Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Trump Menyebut Langkah Putin Mengakui Donetsk dan Luhansk Merdeka adalah Jenius

Mantan Presiden AS, Donald Trump memuji agresi Presiden Rusia Vladimir Putin terhadap Ukraina dan menyebutnya "jenius", Selasa (22/2/2022).

Penulis: Ika Nur Cahyani
AFP/MIKHAIL KLIMENTYEV
Presiden AS Donald Trump (kiri) berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pertemuan APEC di Danang, Vietnam pada 11 November 2017. 

"Tidak ada Tim Amerika untuk Trump. Tidak sekali pun saya melihatnya melakukan sesuatu untuk mengutamakan Amerika. Tidak sekali. Tidak sedetik pun," kata Hill, yang pernah menjadi salah satu ajudan senior Trump.

Ukraina terjebak dalam badai politik AS ketika Presiden Trump saat itu meminta pemimpinnya untuk meluncurkan penyelidikan korupsi palsu terhadap keluarga Biden menjelang Pilpres AS 2020.

Tuduhan bahwa Trump mencoba memblokir bantuan untuk menekan Presiden Volodymyr Zelensky memicu pemakzulan pertama dari Partai Republik.

Dilaporkan Independent, Trump dikenal tidak pernah menentang Putin maupun menunjukkan perlawanan tegas terhadap upaya Rusia ikut campir dalam Pilpres AS 2016. 

Dalam sebuah konferensi pers bersama Putin pada 2018, Trump memihak pemimpin Rusia daripada laporan badan intelijennya sendiri soal dugaan Moskow ikut campur dalam kampanye tersebut.

Rusia Bergerak ke Ukraina, Jerman Hentikan Proyek Nord Stream 2

Kanselir Jerman, Olaf Scholz mengumumkan bahwa Jerman menghentikan proses sertifikasi pipa gas Nord Stream 2 dari Rusia, Selasa (22/2/2022).

Langkah ini dilakukan Berlin sebagai tanggapan atas meningkatnya ketegangan di Ukraina setelah Rusia mengakui kemerdekaan dua wilayah separatis.

"Kedengarannya teknis, tetapi ini adalah langkah administratif yang diperlukan sehingga tidak ada sertifikasi pipa dan tanpa sertifikasi ini, Nord Stream 2 tidak dapat mulai beroperasi," kata Scholz.

Nord Stream adalah sistem pipa gas alam lepas pantai di Eropa, yang mengalir di bawah Laut Baltik dari Rusia ke Jerman.

Dilansir DW, konstruksi proyek pipa ini telah selesai, tetapi masih membutuhkan sertifikasi peraturan dari otoritas Jerman sebelum gas dapat dikirimkan. 

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan bahwa gas alam tidak akan mengalir melalui pipa Nord Stream 2 dari Rusia ke Jerman, jika Moskow menginvasi Ukraina.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan bahwa gas alam tidak akan mengalir melalui pipa Nord Stream 2 dari Rusia ke Jerman, jika Moskow menginvasi Ukraina. (CNN)

Baca juga: Jerman Setop Persetujuan Pipa Gas Nord Stream 2, Buntut Rusia Kerahkan Pasukan ke Ukraina

Baca juga: Rusia Berhak Bangun Pangkalan Militer di 2 Wilayah Ukraina

Pipa gas Nord Stream menjadi sumber perselisihan dengan AS.

Washington prihatin dengan proyek ini karena dapat meningkatkan ketergantungan Eropa kepada Rusia terkait kebutuhan energi.

Awal bulan ini, Presiden AS Joe Biden mengancam bahwa proyek Nord Stream 2 tidak akan berjalan jika tank dan pasukan Rusia melintasi perbatasan Ukraina.

Nord Stream 2 akan menggandakan jumlah gas yang mengalir dari Rusia ke Jerman dan akan melewati Ukraina, karena mengalir di sepanjang dasar Laut Baltik.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved