Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Vladimir Putin Kirim Tentara 'Perdamaian' ke Wilayah Ukraina yang Pro-Rusia

Vladimir Putin memerintahkan pasukannya ke wilayah separatis Ukraina yang didukung Rusia, tak lama setelah ia mengakui kemerdekaan 2 wilayah itu.

Penulis: Tiara Shelavie
Anatolii STEPANOV / AFP
Prajurit Pasukan Militer Ukraina berjalan di sepanjang jalur pada posisi mereka di garis depan dengan separatis yang didukung Rusia, dekat desa Novognativka, wilayah Donetsk pada 21 Februari 2022. Vladimir Putin memerintahkan pasukannya ke wilayah separatis Ukraina yang didukung Rusia, tak lama setelah ia mengakui kemerdekaan 2 wilayah itu. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan pasukannya ke Donetsk dan Luhansk (Donbass) di Ukraina pada hari Senin (21/2/2022), beberapa jam setelah ia secara resmi mengakui kemerdekaan dua wilayah yang pro-Rusia itu.

Pengiriman pasukan itu dipandang sebagai aksi eskalasi lainnya dalam konflik antara Ukraina dan Rusia, NBC News melaporkan.

Meski begitu, Putin menyebut tentara yang dikirimnya itu hanya bertugas menjaga perdamaian.

Ketegangan sudah meningkat setelah Putin mengakui secara formal kemerdekaan 2 wilayah Ukraina yang didukung Rusia.

Dalam pidato yang disiarkan televisi Senin malam, Putin menyebut Ukraina sebagai bagian sejarah Rusia yang diambil secara tidak sah dan sekarang dijalankan oleh "rezim boneka" yang dikendalikan oleh AS dan Barat.

Baca juga: Presiden Rusia Vladimir Putin Akui Kemerdekaan Republik Donbass

Baca juga: AS Sebut Rusia Sudah Buat Daftar Orang-orang Ukraina yang akan Ditangkap atau Dibunuh

"Ukraina bukan hanya negara tetangga. Mereka adalah bagian dari budaya kita," katanya.

Menekankan bahwa Ukraina telah merobohkan beberapa patung era Soviet, ia memperingatkan Kyiv, "Anda ingin dekomunisasi? Kami akan menunjukkan kepada Anda seperti apa itu."

Presiden Rusia Vladimir Putin berpidato di Kremlin di Moskow pada 21 Februari 2022.
Presiden Rusia Vladimir Putin berpidato di Kremlin di Moskow pada 21 Februari 2022. (Alexey NIKOLSKY / Sputnik / AFP)

Putin kemudian menandatangani dekrit yang secara resmi mengakui Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk yang memerdekakan diri.

Kedua wilayah itu telah dikendalikan oleh separatis yang didukung Rusia sejak 2014.

Bentuk Provokasi

Pengakuan Putin itu dipandang AS dan Eropa sebagai bentuk provokasi.

Banyak ahli percaya pengakuan resmi Moskow akan menggagalkan perjanjian gencatan senjata sebelumnya yang diharapkan dapat memberikan jalan keluar dari krisis.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan negaranya dengan tegas melihat tindakan Putin sebagai pelanggaran kedaulatan dan integritas teritorialnya.

"Ini bisa berarti penarikan sepihak dari perjanjian Minsk yang berusaha untuk mengakhiri perang di wilayah Donbas," katanya.

"Semua tanggung jawab atas konsekuensi sehubungan dengan keputusan ini terletak pada kepemimpinan politik Federasi Rusia," kata Zelenskyy dalam pidatonya Senin malam.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved