Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

NATO Desak Rusia Tarik Pasukannya dari Perbatasan Ukraina

Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg memperingatkan tanda-tanda bahwa Moskow mengumpulkan lebih banyak pasukan di perbatasan Ukraina.

AFP
Personel militer AS dari negara-negara Sekutu yang dikerahkan ke Rumania mengambil bagian dalam upacara selama kunjungan Sekjen NATO dan Presiden Rumania di Pangkalan Militer Mihail Kogalniceanu pada 11 Februari 2022 di Mihail Kogalniceanu, Rumania. Kepala NATO Jens Stoltenberg memperingatkan pada 11 Februari 2022 tentang "risiko nyata untuk konflik bersenjata baru di Eropa" karena aliansi dan Rusia meningkatkan kehadiran pasukan mereka di sekitar Ukraina. 

TRIBUNNEWS.COM - NATO mendesak Rusia untuk menarik kembali pasukannya dari perbatasan Ukraina.

Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg memperingatkan tanda-tanda Moskow mengumpulkan lebih banyak pasukan di perbatasan Ukraina, meski ada klaim penarikan.

"Masih harus diamati apakah ada penarikan (pasukan) Rusia," katanya kepada wartakan, Rabu (16/2/2022), di awal pertemuan dengan Menteri Pertahanan NATO di Brussel, seperti dikutip Al Jazeera

Sementara itu, Al Jazeera juga melaporkan, Presiden Volodymyr Zelensky menyerukan "hari persatuan" di tengah klaim Amerika Serikat (AS) bahwa Rusia bersiap menyerang dalam waktu dekat.

Baca juga: Mengenal NATO, Organisasi yang Dianggap Ancaman Besar bagi Rusia Sehingga Ancam akan Serbu Ukraina

Baca juga: Rusia Sebut akan Tarik Mundur Pasukan di Perbatasan Ukraina, UK: Kami Belum Melihat Bukti Apapun

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengadakan konferensi pers menjelang pertemuan para menteri luar negeri di Brussel, pada 22 Maret 2021.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengadakan konferensi pers menjelang pertemuan para menteri luar negeri di Brussel, pada 22 Maret 2021. (François WALSCHAERTS / POOL / AFP)

Berikut ini informasi terbaru terkait perkembangan konflik Rusia vs Ukraina, yang Tribunnews rangkum dari berbagai sumber:

NATO yakin Rusia siap menyerang

Koresponden Al Jazeera, Neave Barker melaporkan dari Brussel, posisi NATO pada pembangunan militer Rusia tidak berubah meskipun Moskow mengumumkan penarikan.

“Aliansi ini sangat yakin bahwa Rusia siap untuk berpotensi menginvasi Ukraina,” katanya.

Barker juga menggambarkan pertemuan para menteri pertahanan NATO di Ibu Kota Belgia sebagai “kesempatan bagi mereka untuk berhubungan kembali dengan induk dan mengkonsolidasikan sikap mereka” atas krisis.

Baca juga: Negara Mana Saja yang Memasok Senjata ke Ukraina?

Baca juga: Presiden AS Joe Biden: Korban Manusia Akan Sangat Besar Jika Rusia Invasi Ukraina

Moskow sambut tanda positif dari Biden

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengaku Rusia menyambut "positif" isyarat Presiden Joe Biden soal keinginannya untuk melanjutkan pembicaraan dengan Moskow di tengah kebuntuan dengan Barat.

Sehari sebelumnya, Biden berjanji mendorong upaya diplomatik untuk mengatasi ketegangan Rusia dan Ukraina.

Tetapi, Biden juga memperingatkan bahwa invasi Rusia tetap "sangat mungkin (terjadi)".

Biden juga menyinggung soal sanksi yang sudah disiapkan jika Moskow menyerang Ukraina.

"Kami menyambut baik bahwa Presiden Amerika Serikat (AS), salah satu negara paling kuat, memikirkan bangsa Rusia," kata Peskov.

"(Tapi), tentu saja kami lebih suka tidak mendengar ancaman tentang apa yang akan terjadi pada kami, jika kami melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu," ucapnya.

"Kami bosan dengan ini," tuturnya.

Baca juga: Serangan Siber Menghantam Web Pemerintah, Dua Bank, dan Angkatan Bersenjata Ukraina

Presiden AS Joe Biden berbicara di Ruang Timur Gedung Putih tentang aktivitas militer Rusia di dekat Ukraina di Washington, DC pada Selasa (15/2/2022).
Presiden AS Joe Biden berbicara di Ruang Timur Gedung Putih tentang aktivitas militer Rusia di dekat Ukraina di Washington, DC pada Selasa (15/2/2022). (AFP)

China tuduh kekuatan Barat mainkan ancaman perang

Masih dikutip Al Jazeera, China menuduh AS dan sekutu Barat memainkan ancaman perang dan menciptakan ketegangan di tengah krisis Ukraina.

Washington mendesak warga Amerika segera meninggalkan Ukraina.

Gedung Putih juga memperingatkan bahwa serangan bisa datang kapan saja, meskipun Rusia berulang kali menyangkal rencana untuk menyerang.

"Pemberitaan yang terus menerus dan disinformasi beberapa negara Barat akan menciptakan turbelensi dan ketidakpastian bagi dunia yang penuh tantangan dan mengintensifkan perpecahan," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin kepada wartawan pada briefing reguler di Beijing.

"Kami berharap pihak-pihak terkait akan menghentikan kampanye disinformasi semacam itu dan berbuat lebih banyak untuk memberi manfaat bagi perdamaian, rasa saling percaya, dan kerja sama," terangnya.

Baca juga: Biden: Serangan Rusia ke Ukraina Masih Sangat Mungkin Terjadi

Inggris skeptis dengan klaim penarikan pasukan Rusia

Sementara itu, berbicara di Brussel menjelang pertemuan dengan para Menteri Pertahanan NATO, Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengatakan kepada Sky News, Rabu pagi (16/2/2022),  Rusia harus dipandang dari tindakannya dalam meredakan ketegangan di perbatasan Rusia.

Ben Wallace menambahkan bahwa dia belum melihat bukti penarikan pasukan.

"Kami akan mengambil Rusia pada kata-katanya, tetapi kami akan menilai mereka atas tindakan mereka," ucap Wallace, seperti dikutip Guardian.

"Sampai kita melihat de-eskalasi yang tepat, kita semua harus berhati-hati tentang arah perjalanan dari Kremlin.”

Wallace menambahkan bahwa laporan intelijen terbaru menunjukkan 60 persen dari kekuatan tempur darat Rusia tetap berada di perbatasan Ukraina bersama dengan kekuatan angkatan laut yang signifikan di laut.

Menteri Pertahanan itu memperingatkan bahwa Ukraina sekarang cukup dikelilingi pasukan Rusia.

"Itu adalah kekuatan yang akan membanjiri Ukraina, jika (pasukan Rusia) dikerahkan," katanya.

Baca juga: Kremlin Tanggapi Isu Invasi 16 Februari 2022: Ukraina Harus Atur Alarm dan Lihat yang Akan Terjadi

Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace berjalan di sepanjang Downing Street di pusat kota London pada 3 Februari 2021.
Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace berjalan di sepanjang Downing Street di pusat kota London pada 3 Februari 2021. (Tolga Akmen / AFP)

China ambil keuntungan dari krisis Ukraina

Dilansir Guardian, seorang Jenderal AS memperingatkan China mungkin mengambil keuntungan dari krisis Ukraina.

Dia juga menyebut Beijing melakukan sesuatu yang "provokatif" di Asia, sementara kekuatan Barat fokus meredakan ketegangan dengan Rusia.

Jenderal Kenneth Wilsbach, Kepala Angkatan Udara Pasifik AS, mencatat bahwa China telah bersekutu dengan Rusia dalam krisis tersebut, Agence France-Presse melaporkan.

Berita lain terkait dengan Konflik Rusia vs Ukraina

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved