Selasa, 30 September 2025

Iran dituduh kerahkan unit siber untuk memecah belah Israel dengan membentuk akun palsu Yahudi di Facebook

Iran dituduh membuat sejumlah akun disinformasi untuk menyasar kelompok Yahudi nasionalis dan ultra-religius Israel dengan akun palsu Yahudi

Sebuah unit disinformasi milik pemerintah Iran dicurigai menjalankan jaringan rumit di Facebook untuk menyasar kelompok nasionalis dan ultra-religius Yahudi di Israel.

Menurut penelitian yang dibagikan secara eksklusif kepada BBC, badan ini diduga berupaya memicu perpecahan dan mengobarkan ketegangan Israel dengan Palestina.

Campur tangan asing yang diduga dilakukan di berbagai platform media sosial. Akun tersebut menyamar sebagai kantor berita Yahudi ultra-Ortodoks yang mendukung kelompok sayap kanan ekstrem.

Tujuan mereka adalah memicu "perang agama" dengan cara memperkuat "ketakutan, kebencian dan kekacauan", kata pemantau disinformasi yang berbasis di Israel, FakeReporter. Mereka adalah yang mengungkap dugaan ini.

Ini adalah temuan terbaru dalam pertempuran disinformasi yang berkembang di media sosial dan aplikasi perpesanan di Israel. Badan yang digerakkan Iran itu disebut beroperasi setelah gejolak kekerasan sektarian tahun lalu di Israel.

Baca juga:

Dalam sebuah kasus, akun disinformasi itu mengunggah ulang video konfrontasi antara seorang anggota parlemen sayap kanan yang membawa senjata dan petugas parkir mobil berkebangsaan Palestina.

Dalam video itu, mereka menambahkan tulisan, "Sayang sekali dia tidak menembak kepalanya."

Facebook dan Twitter menonaktifkan halaman grup tersebut dan profil terkait merekra setelah diadukan oleh FakeReporter. Meski begitu, kelompok ini tetap aktif di saluran pesan Telegram.

Facebook berkata, akun itu muncul kembali setelah mereka menghapus "operasi kecil Iran untuk mempengaruhi publik" Maret lalu.

Facebook menanggap kelompok yang berbasis di Iran tersebut sebagai kelompok yang gigih dan memiliki sumber daya yang baik dalam mengeksploitasi media sosial.

BBC berusaha berbincang dengan pengelola grup itu, termasuk untuk menanyakan lokasi dan alasan mereka mengunggah ulang sejumlah konten. Namun hingga saat ini mereka tidak memberikan tanggapan.

Di sisi lain, Kedutaan Besar Iran di London tidak menjawab permintaan wawancara BBC.

'Fasih dalam politik Israel'

Grup di media sosial itu diberi nama Aduk atau yang secara terminologis berarti "sangat religius".

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan