Konflik Rusia Vs Ukraina
Biden Peringatkan Invasi Rusia ke Ukraina pada Februari
Joe Biden memperingatkan Presiden Ukraina bahwa ada kemungkinan Rusia akan invasi ke Ukraina pada Februari.
"Selalu ada prospek untuk melanjutkan dialog, itu demi kepentingan kita berdua (Rusia dan Ukraina) dan Amerika," ujar Peskov.

Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov juga mengisyaratkan pembukaan dialog, dengan mengatakan tanggapan AS mengandung beberapa elemen yang dapat mengarah pada awal pembicaraan serius tentang isu-isu sekunder.
Tetapi Lavrov juga menekankan bahwa dokumen tersebut tidak berisi tanggapan positif atas masalah utama yakni tuntutan Moskow agar NATO tidak meluas dan bahwa aliansi tersebut menahan diri untuk tidak menggunakan senjata yang mungkin mengancam Rusia.
Semua mata kini tertuju pada Putin, yang akan memutuskan bagaimana Rusia akan merespons di tengah kekhawatiran bahwa Eropa dapat kembali terjerumus ke dalam perang.
Dia telah memperingatkan langkah-langkah teknis-militer yang tidak ditentukan jika Barat menolak untuk mengindahkan tuntutan tersebut.
Biden akan bertemu dengan pemimpin baru Jerman
Biden dan Kanselir baru Jerman Olaf Scholz diperkirakan akan membahas agresi Rusia terhadap Ukraina selama pertemuan bulan depan di Washington, DC.
Pertemuan satu lawan satu itu akan menjadi pertemuan Kantor Oval pertama Scholz sejak ia mengambil alih kepemimpinan Jerman pada bulan Desember.
Baca juga: 5 Hal yang Perlu Diketahui Soal Ukraina-Rusia, Latar Belakang Konflik hingga Kemungkinan Invasi
Baca juga: 4 Negara Dukung Gencatan Senjata Rusia dan Ukraina, Rusia akan Hadiri Pertemuan Diplomatik di Berlin
Penolakan Jerman untuk bergabung dengan AS dan anggota NATO lainnya dalam menyediakan senjata ke Ukraina telah mengganggu beberapa sekutu dan menimbulkan pertanyaan tentang tekad Berlin untuk melawan Moskow.
Namun, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan bahwa pemerintahnya sedang mengoordinasikan kebijakannya dengan sekutunya, dan berbagai opsi yang akan dipertimbangkan Berlin jika agresi Rusia baru termasuk tindakan terhadap pipa gas Nord Stream 2.
Pipa, yang belum mulai beroperasi, dibangun untuk memompa gas alam dari Rusia ke Jerman, tetapi Berlin secara bertahap mundur dari proyek di tengah meningkatnya ketegangan dengan Moskow.
Baerbock mengatakan bahwa sementara Jerman telah menolak untuk memasok senjata ke Ukraina, itu akan terus memberikan dukungan ekonomi ke Kyiv.
Para ahli mengatakan posisi Jerman sebagian berakar pada sejarah agresi selama abad ke-20.
(Tribunnews.com/Yurika)