Minggu, 5 Oktober 2025

Krisis Myanmar

AS Rencanakan KTT ASEAN untuk Bahas Krisis Myanmar, Perubahan Iklim, Covid-19 dan Investasi

Amerika Serikat (AS) merencanakan KTT ASEAN untuk membahas krisis di Myanmar, perubahan iklim, penanganan Covid-19, investasi dan infrastruktur.

Penulis: Rica Agustina
Editor: Tiara Shelavie
Frederic J. BROWN / POOL / AFP
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken - Amerika Serikat (AS) merencanakan KTT ASEAN untuk membahas krisis di Myanmar, perubahan iklim, penanganan Covid-19, investasi dan infrastruktur. 

Blinken mengatakan AS akan memperluas hubungan militer dan ekonominya dengan negara-negara mitra di Indo-Pasifik untuk memastikan kawasan itu tetap terbuka dan dapat diakses.

Menteri Luar Negeri Malaysia Saifuddin Abdullah mengatakan undangan KTT dari Biden akan dibahas ketika para menteri luar negeri ASEAN bertemu pada 19 Januari 2022 mendatang.

Menurut Abdullah, pemerintahan Biden terlihat sangat aktif untuk menunjuk penindasan berkelanjutan terhadap populasi Muslim Rohingya Myanmar sebagai genosida.

Abdullah kemudian mengulangi tuntutan kepada militer Myanmar untuk membebaskan semua orang yang telah ditahan secara tidak adil, termasuk Aung San Suu Kyi.

Selain itu, dia juga meminta militer mengizinkan akses kemanusiaan tanpa hambatan ke daerah-daerah yang membutuhkan bantuan, mengakhiri kekerasan terhadap pengunjuk rasa dan mengembalikan Myanmar ke jalur demokrasinya.

Menanggapi pertanyaan yang sama, Abdullah mengatakan Malaysia percaya bahwa ASEAN harus mengambil posisi yang lebih koheren ketika datang ke Myanmar.

ASEAN telah lama memegang kebijakan non-intervensi dalam urusan internal anggotanya dan sering menolak mengambil tindakan terhadap mereka.

"Saya mengerti bahwa kita merayakan prinsip non-intervensi, tetapi ASEAN juga harus melihat prinsip non-indiferen karena apa yang terjadi di Myanmar sudah keluar dari Myanmar," katanya, seraya mencatat bahwa Malaysia sekarang menampung hampir 200.000 orang pengungsi Rohingya.

"Kami harus melakukan beberapa pencarian jiwa," katanya.

Abdullah mengungkapkan harapan bahwa pertemuan para menteri luar negeri ASEAN pada Januari akan dapat memperjelas posisi kelompok tersebut di Myanmar dan menetapkan tuntutan dan tonggak yang jelas bagi militer negara itu untuk bertemu, bersama dengan waktu tertentu untuk menyelesaikannya.

Baca juga: Junta Myanmar Min Aung Hlaing Dituduh Melakukan Kejahatan Kemanusiaan, Menumpas Pengunjuk Rasa

Baca juga: 11 Warga Desa Diduga Ditembak dan Dibakar Tentara Myanmar, Sembarang Pilih Orang untuk Dihabisi

Baca juga artikel lain terkait Krisis Myanmar

(Tribunnews.com/Rica Agustina)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved