Krisis Myanmar
AS Rencanakan KTT ASEAN untuk Bahas Krisis Myanmar, Perubahan Iklim, Covid-19 dan Investasi
Amerika Serikat (AS) merencanakan KTT ASEAN untuk membahas krisis di Myanmar, perubahan iklim, penanganan Covid-19, investasi dan infrastruktur.
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan Presiden Joe Biden telah mengundang para pemimpin Asia Tenggara ke konferensi tingkat tinggi (KTT).
Blinken membuat pernyataan itu pada Rabu (15/12/2021) selama perjalanan ke Malaysia.
Menurut Blinken, Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) adalah blok regional yang penting untuk 'arsitektur' kawasan Indo-Pasifik.
"Kami sangat menantikan KTT khusus dengan ASEAN tahun depan," kata Blinken seperti dikutip Aljazeera.
ASEAN telah memimpin upaya diplomatik untuk menyelesaikan krisis di Myanmar, negara yang dilanda gejolak setelah militer menggulingkan pemerintah sipil yang dipimpin Aung San Suu Kyi pada 1 Februari.
Baca juga: Jurnalis Myanmar Dilaporkan Tewas dalam Tahanan Militer, Kondisinya Sehat Sebelum Ditangkap
Baca juga: Junta Myanmar Blokir Bantuan untuk Jutaan Orang, Memperburuk Bencana yang Diciptakan Sendiri
Perebutan kekuasaan memicu protes dan kelompok perlawanan bersenjata yang disambut dengan penindasan serta kekerasan oleh militer.
Blinken mengatakan situasi di Myanmar dalam 10 bulan sejak kudeta telah memburuk, di mana militer melakukan penangkapan massal dan kekerasan terhadap penentangnya.
"Saya pikir ini akan menjadi sangat penting dalam beberapa minggu dan bulan ke depan untuk melihat langkah dan tindakan tambahan apa yang dapat kita ambil secara individu, kolektif untuk menekan rezim agar mengembalikan negara ke lintasan demokrasi," kata Blinken.
Selain membahas krisis di Myanmar, Blinken mengatakan KTT ASEAN diharapkan juga akan mencakup isu-isu seperti pemulihan dari pandemi Covid-19, perubahan iklim, investasi dan infrastruktur.
Informasi lebih lanjut, Blinken berada di Malaysia untuk program kunjungan tiga negara ke Asia Tenggara, yang bertujuan untuk menopang hubungan di tengah meningkatnya persaingan Washington dengan China.
Namun Blinken mempersingkat perjalanan singkatnya setelah adanya kasus Covid-19 dilaporkan di korps pers yang menemaninya.
Blinken dan pejabat senior dites negatif di Kuala Lumpur, tetapi wartawannya dinyatakan positif Covid-19.
Blinken dijadwalkan mengadakan pertemuan di Thailand pada hari Kamis.
Tetapi pertemuan itu dibatalkan dan dia akan kembali ke Washington untuk mengurangi risiko terinfeksi Covid-19, kata juru bicara Departemen Luar Negeri.
Sebelum ke Malaysia, pada hari Selasa, Blinken berkunjung ke Indonesia.
