Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik di Afghanistan

AS dan Taliban akan Bertemu Pertama Kalinya Sejak Afghanistan Diambil Alih

Pejabat senior Taliban dan perwakilan AS akan melakukan pembicaraan pada Sabtu hingga Minggu, untuk pertama kalinya sejak penarikan militer.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
AFP
Juru Bicara Taliban, Zabihullah Mujahid (tengah), berbicara kepada media di bandara di Kabul pada 31 Agustus 2021, setelah AS menarik semua pasukannya keluar dari negara itu untuk mengakhiri perang 20 tahun. 

TRIBUNNEWS.COM - Pejabat senior Taliban dan perwakilan AS akan melakukan pembicaraan pada Sabtu hingga Minggu, untuk pertama kalinya sejak penarikan militer.

Dilansir AP News, pertemuan itu akan membahas cara menahan kelompok ekstremis di Afghanistan dan evakuasi warga asing maupun Afghanistan dari negara tersebut. 

Diketahui pada akhir Agustus lalu, AS mengakhiri kehadiran militernya di Afghanistan selama 20 tahun sekaligus mengakhiri perang yang dipicu serangan 9/11.

Di waktu yang sama, Taliban kembali ke tampuk kekuasaan.

Adapun pembicaraaan antara AS dan Taliban akan berlangsung di Doha, Qatar.

Baca juga: POPULER Internasional: Ledakan di Sebuah Masjid Afghanistan | Cerita 2 Pria 29 Hari Tersesat di Laut

Baca juga: Berita Foto : Ketika Pasukan Taliban Menjadi Polisi Afghanistan

Menteri Luar Negeri Taliban, Amir Khan Muttaqi (tengah)
Menteri Luar Negeri Taliban, Amir Khan Muttaqi. (tengah) (AFP)

Juru bicara Taliban, Suhail Shaheen, mengatakan bahwa pembicaraan juga akan meninjau kembali perjanjian damai yang ditandatangani Taliban dengan Washington pada 2020.

"Ya ada rapat, tentang hubungan bilateral dan implementasi perjanjian Doha," kata Shaheen.

"Ini mencakup berbagai topik," tambahnya.

Pejabat lainnya mengatakan bahwa isu terorisme juga akan dibicarakan.

Sejak Taliban berkuasa kembali, ISIS-K meningkatkan serangan kepada kelompok itu maupun komunitas etnis serta agama minoritas.

Pada Jumat (8/10/2021), terjadi bom bunuh diri oleh ISIS-K yang menewaskan sedikitnya 46 minoritas Syiah dan melukai puluhan orang lainnya.

Ini menjadi insiden paling berdarah sejak kepergian AS.

Afiliasi ISIS yang aktif di Afghanistan ini sebelumnya kerap melakukan serangan terhadap komunitas Syiah sejak muncul di Afghanistan timur pada 2014.

ISIS juga dipandang sebagai ancaman terbesar bagi Amerika Serikat.

Dalam gambar yang diambil pada 3 Oktober 2021, seorang pejuang Taliban yang bekerja sebagai bagian dari pasukan polisi berjaga di sebuah pos pemeriksaan jalan di Kabul. - Pasukan polisi baru Taliban sudah menghitung sekitar 4.000 orang di ibukota, kata seorang juru bicara polisi Kabul, bersikeras kota itu jauh lebih aman daripada sebelumnya, karena kelompok garis keras membangun pasukan polisi dari awal. (Photo by WAKIL KOHSAR / AFP)
Dalam gambar yang diambil pada 3 Oktober 2021, seorang pejuang Taliban yang bekerja sebagai bagian dari pasukan polisi berjaga di sebuah pos pemeriksaan jalan di Kabul. - Pasukan polisi baru Taliban sudah menghitung sekitar 4.000 orang di ibukota, kata seorang juru bicara polisi Kabul, bersikeras kota itu jauh lebih aman daripada sebelumnya, karena kelompok garis keras membangun pasukan polisi dari awal. (AFP/WAKIL KOHSAR)

Perjanjian AS-Taliban tahun 2020, yang dinegosiasikan oleh pemerintahan Trump, menuntut Taliban memutuskan hubungan dengan kelompok teroris dan menjamin Afghanistan tidak akan lagi menampung teroris yang dapat menyerang Amerika Serikat dan sekutunya.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved