Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik di Afghanistan

Senior Taliban Sebut Hukuman Potong Tangan bagi Pencuri akan Diberlakukan Kembali

Salah satu pendiri Taliban menyebut aturan keras akan diberlakukan kembali, seperti eksekusi dan amputasi tangan.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
Screenshot Twitter @KawoonKhamoosh @axios
Anggota senior Taliban, Mullah Nooruddin Turabi, menyebut hukuman garis keras akan diberlakukan kembali. 

Turabi mengatakan kabinet sedang mempelajari apakah mereka akan melaksanakan hukuman di depan umum dan apakah mereka akan "mengembangkan kebijakan".

Selama pemerintahan Taliban sebelumnya, Turabi adalah salah satu penegak hukum yang paling ganas dan tidak kenal kompromi.

Ketika Taliban mengambil alih kekuasaan pada tahun 1996, salah satu tindakan pertamanya adalah meneriaki seorang jurnalis wanita, menuntutnya meninggalkan ruangan pria, dan kemudian memberikan tamparan keras di wajah seorang pria yang keberatan.

Turabi juga terkenal atas aksinya yang merobek kaset musik dari mobil, merentangkan ratusan meter kaset yang hancur di pohon dan rambu-rambu lalu lintas.

Dia juga menuntut laki-laki memakai sorban di semua kantor pemerintah.

Antek-anteknya seringkali memukuli laki-laki yang janggutnya dicukur.

Di pemerintahannya, olahraga dilarang.

Pasukan penegak Turabi memaksa pria ke masjid untuk sholat lima waktu.

Dalam wawancara minggu ini dengan AP, Turabi berbicara dengan seorang jurnalis wanita.

"Kami berubah dari masa lalu," katanya.

Dia mengatakan sekarang Taliban mengizinkan televisi, ponsel, foto dan video karena ini adalah kebutuhan rakyat, dan mereka serius tentang itu.

Ia menyiratkan bahwa Taliban melihat media sebagai cara untuk menyebarkan pesan mereka.

"Sekarang kita tahu daripada hanya mencapai ratusan, kita bisa mencapai jutaan (dengan media)," katanya.

Turabi menambahkan bahwa jika hukuman diumumkan kepada publik, maka orang mungkin diizinkan untuk merekam video atau mengambil foto untuk menyebarkan efek jera.

Bahkan ketika penduduk Kabul mengungkapkan ketakutannya atas penguasa baru Taliban mereka, beberapa orang mengakui bahwa ibu kota telah menjadi lebih aman hanya dalam sebulan terakhir.

"Bukan hal yang baik untuk melihat orang-orang ini dipermalukan di depan umum, tetapi itu menghentikan para penjahat karena ketika orang melihatnya, mereka berpikir 'Saya tidak seperti dia,'' kata Amaan, seorang pemilik toko di pusat kota Kabul.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Berita lainnya seputar Konflik di Afghanistan

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved