Jumat, 3 Oktober 2025

Penanganan Covid

Kasus Covid-19 Melonjak, Singapura Mulai Berikan Vaksin Dosis Ketiga atau Booster

Singapura memulai program vaksinasi Covid-19 dosis ketiga atau booster pada Selasa (14/9/2021), akibat kasus baru yang melonjak

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Miftah
Roslan Rahman / AFP
Seorang wanita menunggu untuk menerima dosis vaksin virus corona Sinopharm Covid-19 di pusat vaksin rumah sakit Mount Elizabeth di Singapura pada 7 September 2021. 

Soal pasokan, Singapura akan menerima 500.000 dosis Pfizer-BioNTech dari Australia pada akhir tahun.

Dosis Ketiga yang Dikritik WHO

Gambar selebaran ini diambil dan dirilis pada 12 Februari 2021 oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan sambutannya saat konferensi pers pada 12 Februari 2021 di Jenewa. Kepala Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan pada 12 Februari 2021 bahwa semua hipotesis tentang asal-usul pandemi Covid-19 tetap ada di atas meja setelah penyelidikan WHO di China.
Gambar selebaran ini diambil dan dirilis pada 12 Februari 2021 oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan sambutannya saat konferensi pers pada 12 Februari 2021 di Jenewa. Kepala Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan pada 12 Februari 2021 bahwa semua hipotesis tentang asal-usul pandemi Covid-19 tetap ada di atas meja setelah penyelidikan WHO di China. (Christopher Black / Organisasi Kesehatan Dunia / AFP)

Program booster ini dimulai di tengah permohonan Organisasi Kesehatan Dunia yang berulangnya agar negara-negara kaya menunda suntikan ketiga, untuk memastikan negara-negara miskin memiliki akses vaksin yang memadai.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan kepada media pekan lalu bahwa dia "tidak akan tinggal diam ketika perusahaan dan negara yang mengendalikan pasokan vaksin global berpikir orang miskin di dunia harus puas dengan sisa vaksin."

Hasil Studi tentang Dosis Ketiga

Sementara itu, sebuah makalah yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet pada hari Senin (13/9/2021) oleh para ahli vaksin internasional, juga menekankan dua suntikan reguler masih memberikan perlindungan yang kuat terhadap COVID-19 yang parah.

"Oleh karena itu, bukti saat ini tampaknya tidak menunjukkan perlunya tambahan dosis pada populasi umum, di mana kemanjuran terhadap penyakit parah tetap tinggi," tulis penelitian itu.

Negara-negara yang Tetap Berlakukan Dosis Ketiga/Booster

Namun demikian, peringatan suntikan booster dari WHO sebagian besar diabaikan.

Israel, Prancis, dan negara-negara Barat lainnya telah mulai memberikan atau setidaknya membuat rencana untuk suntikan booster.

Pada bulan Juli, Indonesia mulai memberikan suntikan booster kepada petugas kesehatan, menggunakan vaksin Moderna yang disumbangkan oleh AS melalui fasilitas COVAX WHO.

Hingga Minggu, 53% dari hampir 1,5 juta petugas kesehatan di Indonesia telah menerima dosis ketiga mereka.

Kamboja, di mana lebih dari 50% populasinya telah menerima dua dosis, mulai menawarkan dosis ketiga bulan lalu.

Thailand juga bermaksud untuk mulai memberikan booster pada bulan Oktober, terutama untuk orang-orang yang memiliki dua suntikan Sinovac antara bulan Maret dan Mei.

Korea Selatan juga mempertimbangkan suntikan ketiga dengan vaksin Pfizer atau Moderna bulan depan, dengan selang waktu enam bulan dari suntikan kedua.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved