Sabtu, 4 Oktober 2025

Kisah perempuan aktivis Somalia - Gagal diculik dan dibunuh, kini coba dibungkam lewat Facebook

Hanna Paranta mengalami upaya pembunuhan dan kini jadi target serangan online karena membantu perempuan yang dianiaya

"Kami tidak dapat membunuhmu di Somalia, dan sekarang kamu punya kebebasan di Inggris, sekarang kami akan membungkammu lewat Facebook."

Itu merupakan peringatan yang diterima aktivis pembela hak-hak perempuan Somalia yang sekarang tinggal di Inggris.

Hanna Paranta, yang dikenal sebagai Hanna Abubakar di dunia maya, membantu para penyintas pemerkosaan dan kekerasan dalam rumah tangga melalui halaman Facebooknya.

Ia mengatakan telah menerima panggilan telepon setahun lalu dari seseorang yang ikut menentang kampanyenya.

Baca juga:

Perempuan 44 tahun itu mengatakan, fungsi laporan terkait aktivitas di Facebook diciptakan untuk memastikan ruang aman internet yang bebas dari kekerasan, tapi sekarang kondisinya jadi terbalik.

Halaman Facebook-nya memiliki 130.000 pengikut, tapi dia meyakini bahwa sebagian orang Somalia yang menetang kesetaraan perempuan, telah melaporkan media sosialnya itu sebagai upaya untuk membekukan akunnya.

Facebook mengatakan setiap laporan diperlakukan dengan serius dan diselidiki.

Makanan beracun

Kini tinggal di Inggris, Paranta pindah dari Somalia ke Swedia saat berusia tujuh tahun. Di sana, dia memulai karir sebagai pekerja sosial, dan dalam satu dekade terakhir ia mendedikasikan diri sebagai pembela hak-hak perempuan.

Dia mulai menolong korban kekerasan dalam rumah tangga dan pemerkosaan di kalangan diaspora Somalia di Swedia.

Di Somalia, dia juga terlibat dalam pelbagai gerakan badan amal - kadang hal ini mengganggu kelompok konservatif di negara mayoritas Muslim tersebut.

Ketika dia pergi ke Somalia, dia selalu didampingi oleh pengawal pribadi untuk melindunginya. Dan, pada kunjungan terakhir September 2020, seseorang berusaha untuk meracuni makanannya di sebuah hotel di Kota Mogadishu.

Beruntung, berkat petunjuk yang diterima, dia tak jadi memakan hidangan tersebut. Tapi kemudian geng bersenjata berusaha untuk menculiknya - para pengawal priadinya turun tangan, dan geng bersenjata itu melarikan diri.

Setelah meninggalkan Somalia, datanglah panggilan telepon dan sejak itu halaman Facebooknya sering dinonaktifkan atau dibatasi oleh raksasa media sosial tersebut.

Halaman
123
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved