Konflik di Afghanistan
Pemimpin Oposisi Serukan Negosiasi untuk Damai, tapi Taliban Ingin Mereka Menyerahkan Diri atau Mati
Pemimpin oposisi di Lembah Panjshir menyerukan negosiasi untuk mengakhiri pertempuran, tetapi Taliban ingin mereka menyerah karena sudah yakin menang
Namun sebagai tanggapan, salah satu komandan Taliban, Maulawi Mohammed Faruq, mengatakan kepada The Times:
"Pesan kami kepada para pemimpin perlawanan Panjshir adalah 'menyerah'."
"Kami tidak ingin membunuh kalian... tapi kalian harus menyerah."
"Kemenangan kami tak terelakkan."

Akan tetapi, baik Saleh dan Massoud telah berjanji mereka tidak akan pernah menyerah kepada Taliban.
Saleh pernah menulis cuitan bulan lalu bahwa dia tidak akan pernah, dan dalam keadaan apa pun tunduk pada teroris Taliban.
Krisis Ekonomi di Afghanistan
Saat ini, Afghanistan bergulat dengan krisis ekonomi, yang telah dibuat berantakan oleh jatuhnya pemerintah Ghani dan perebutan kekuasaan oleh Taliban bulan lalu.
Banyak bank di Kabul dan kota-kota Afghanistan lainnya masih tutup dan pasokan uang tunai menipis dalam waktu singkat.
Penutupan bandara juga mengancam penyaluran bantuan kemanusiaan.
Sepertiga dari negara itu menghadapi kerawanan pangan dan ekonomi, menurut Program Pangan Dunia.
Meski begitu, beberapa penerbangan dilanjutkan pada hari Sabtu antara Kabul dan tiga kota provinsi besar.
Taliban, yang memasuki Kabul tiga minggu lalu, belum menyelesaikan rezim baru mereka namun berjanj untuk lebih moderat.
Pada 1990-an, ketika kelompok itu terakhir kali menguasai negara, mereka memberlakukan kontrol ketat di seluruh masyarakat.
Perempuan tidak diberi pekerjaan dan pendidikan, laki-laki dipaksa untuk menumbuhkan janggut, televisi serta musik dilarang.