Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik di Afghanistan

Sosok Gulafroz, Petinggi Polisi Wanita Afghanistan yang Kini Diburu Taliban, Dianggap Berbahaya

Gulafroz Ebtekar adalah mantan Wakil Kepala Investigasi Kriminal Kementerian Dalam Negeri Afghanistan.

Editor: Hasanudin Aco
Via Kompas.TV
Polisi perempuan Afghanistan, Gulafroz Ebtekar sedang berada dalam pelarian setelah sempat diancam dan dipukuli Taliban. (Sumber: EAST2WEST NEWS) 

Pada bagian lain, juru bicara politik Taliban, Suhail Saheen mengatakan, Taliban menghormati hak-hak perempuan, termasuk tidak wajib menggunakan burqa.

"Burqa bukan satu-satunya jilbab yang harus ditaati, ada berbagai jenis jilbab tidak terbatas pada burqa," ujar Juru Bicara Kantor Politik Taliban, Suhail Shaheen, kepada Sky News Inggris, seperti dilansir Channel News Asia.

Burqa adalah pakaian wanita berbentuk satu potong pakaian yang menutup seluruh kepala dan tubuh, dan hanya ada bahan tembus pandang pada bagian wajah.

Namun Shaheen tidak merinci jenis jilbab lain yang dianggap dapat diterima oleh Taliban.

Kembali berkuasanya Taliban menimbulkan kekhawatiran warga atas kekuasaan Taliban pada 1996-2001.

Saat itu, sekolah-sekolah perempuan ditutup, perempuan dilarang bepergian dan bekerja, dan perempuan dipaksa mengenakan burqa yang menutupi seluruh tubuh saat di depan umum.

Selain itu, kekhawatiran pun mencakup pendidikan dan kesejahteraan perempuan.

Namun Shaheen memberikan kepastian atas hak-hak perempuan.

“Perempuan bisa mendapatkan pendidikan dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi, itu berarti universitas. Kami telah mengumumkan kebijakan ini di konferensi internasional, konferensi Moskow dan di sini di konferensi Doha (tentang Afghanistan)," kata Shaheen.

Konferensi pers hari Selasa dilakukan ketika ribuan warga sipil Afghanistan yang ketakutan dan pembantu militer AS mencari penerbangan ke luar negeri setelah Taliban kembali berkuasa pada hari Minggu.

Para pejabat Taliban mengatakan perang AS telah berakhir dan mereka bergerak untuk membentuk pemerintahan baru.

Sebelumnya, Taliban mengatakan mereka akan memberikan "amnesti" kepada setiap lawan di negara itu yang meletakkan senjata mereka, dan mendorong perempuan untuk bergabung dengan pemerintah.

Mullah Abdul Ghani Baradar, salah satu pendiri Taliban dan sekarang wakil pemimpin, tiba di kota terbesar kedua di negara itu Kandahar dari Doha, Qatar, Selasa (17/8/2021).

Kandahar adalah tempat kelahiran spiritual dan ibu kota Taliban selama masa kekuasaan pertama mereka.

Kedatangan Baradar dinilai menandakan kesepakatan untuk membentuk pemerintahan sudah dekat.

Sumber: Kompas.TV/Tribunnews.com/Daily Star

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved